Rabu 05 Oct 2016 07:55 WIB

Ubi Ungu Hindarkan Ketergantungan Nasi

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Ubi ungu
Foto: pixabay
Ubi ungu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap nasi disebut sangat luar biasa. Bahkan, bangsa kita menganggap belum makan jika tak ada nasi pada menu.

Untuk mengatasinya, pakar gizi menganjurkan pengenalan pangan lokal sumber karbohidrat selain beras pada anak sejak dini. Salah satunya adalah menggunakan ubi ungu alias Ipomoea batatas poiret sebagai makanan pendamping ASI (MPASI).

"Kandungan gizi ubi ungu berpeluang mensubstitusi serealia, ini sejalan dengan program diversifikasi pangan," ungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor Ali Khomsan.

Ali menyebutkan, jumlah nutrisi seperti antosianin dan betakaroten dalam ubi ungu lebih tinggi dibandingkan umbi-umbian lain. Sementara ubi, singkong, maupun talas juga dapat dipakai untuk diversifikasi pangan, namun sumber antioksidannya tidak bisa mengalahkan ubi ungu.

Pengajar di Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB itu menyampaikan, konsumsi ubi ungu merupakan bagian dari diet pelangi. Konsumsi berbagai makanan berwarna cerah itu sangat bermanfaat untuk kesehatan yang seimbang.

Ali memaparkan, sayur dan buah yang diasup memang memiliki warna pelangi seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Pigmen dalam buah, sayur, dan umbi-umbian yang menjadi pilihan pada diet pelangi umumnya kaya antioksidan guna meningkatkan kekebalan tubuh.

"Diet ini sangat penting untuk anak-anak maupun orang dewasa, apalagi yang tinggal di Jakarta dan sering terpapar polusi dan terkontaminasi radiasi," tutur pria 56 tahun yang menulis buku Pangan dan Gizi untuk Kesehatan itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement