REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar gizi menyarankan pengidap diabetes untuk konsumsi ubi ungu sebagai sumber karbohidrat. Pasalnya, tumbuhan bernama Latin Ipomoea batatas poiret itu memiliki nilai indeks glikemik yang rendah.
"Jika ada tiga pilihan antara beras, kentang, dan ubi jalar, sebaiknya pilih ubi dulu baru kentang dan terakhir beras," ungkap Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB, Ali Khomsan.
Ia menjelaskan, pilihan tersebut didasarkan pada kandungan indeks glikemik dari rendah ke tinggi. Angka tersebut penting karena menunjukkan peringkat pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.
Pangan dengan indeks glikemik rendah akan lebih lambat mengubah glukosa dan sesuai untuk para pengidap diabetes. Karenanya, Ali menyarankan pengidap diabetes mengganti minimal satu kali porsi makan dalam sehari dengan rebusan ubi ungu.
Sayangnya, kata ia, ubi ungu masih dianggap sekadar cemilan bagi masyarakat Indonesia. Namun, jika sudah terkena diabetes barulah banyak orang yang beralih dan mulai cermat memilah makanan.
Padahal, selain nasi, ada banyak makanan sumber karbohidrat lain yang bisa jadi alternatif. Selain ubi ungu yang termasuk umbi-umbian, Ali mencontohkan pula jagung atau mie dengan kandungan protein yang relatif sama dengan nasi.
"Ada banyak pilihan seperti talas, kentang, hingga ubi jalar, tapi tetap harus memperhatikan asupan lain seperti lauk-pauk yang mendampingi agar tidak kekurangan protein hewani dan sumber gizi seimbang," ujar Ali.