REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu gejala kanker payudara yang sudah memasuki stadium lebih tinggi ialah munculnya benjolan di bagian payudara. Akan tetapi, tidak semua benjolan di payudara menandakan adanya kanker payudara.
"Tidak semua benjolan payudara membutuhkan operasi dan tidak semua benjolan pada payudara adalah kanker," ujar dokter dari divisi Uji Kesehatan dan Deteksi Dini Kanker RS Dharmais dr Hardina Sabrida MARS saat ditemui dalam Breast Cancer Awareness Month di Neo Soho Mall, Central Park.
Hardina mengungkapkan bahwa banyak penyakit kelainan payudara selain kanker yang juga dapat menimbulkan gejala berupa benjolan di bagian payudara. Faktanya, lanjut Hardina, dari 10 temuan benjolan payudara hanya satu yang merupakan kasus kanker payudara dan sembilan lainnya merupakan penyakit tumor jinak.
"Bisa kista, FAM (Fibroadenoma Mammae), jaringan ikat, abses, infeksi, phyllodes. Banyak (jenisnya)," tambah Hardina.
Hardina mengatakan kelainan berupa benjolan pada payudara ini dapat terdeteksi sejak dini melalui Sadari (Periksa Payudara Sendiri). Sadari merupakan cara yang bisa dilakukan oleh setiap perempuan untuk secara mandiri mendeteksi adanya benjolan pada payudara sebagai upaya pencegahan dini dari penyakit khususnya kanker. Sadari, lanjut Hadrina, sebaiknya dilakukan setiap bulan setelah masa menstruasi usai.
Benjolan payudara yang terdeteksi dini akan sangat membantu proses penyembuhan jika ternyata benjolan tersebut terdiagnosa sebagai kanker payudara. Alasannya, penanganan medis dini terhadap kanker payudara yang masih berada dalam stadium awal memberikan harapan sembuh hingga 98 persen.
"Melalui deteksi dini, insya Allah dapat terhindar dari stadium lanjut. Stadium dini 98 bisa sembuh apabila berobat ke dokter, bukan ke alternatif," pesan Hardina.