Jumat 14 Oct 2016 14:04 WIB

Tinggi Badan Berdampak pada Kesehatan? Ini Penjelasannya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Ukuran tinggi badan
Foto: fitoleaf.blogspot.com
Ukuran tinggi badan

REPUBLIKA.CO.ID, Apa Anda termasuk orang dengan tubuh pendek, sangat tinggi atau rata-rata pada umumnya? Tinggi badan ternyata tidak hanya berdampak pada penampilan Anda tapi juga kesehatan. Hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti melalui penelitiannya seperti dikutip laman Boldsky, Jumat (14/10).

Seseorang dengan ukuran tubuh tinggi dianggap memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Penelitian membuktikan, keuntungan ini kemungkinan bisa diperoleh bagi mereka yang memiliki tinggi lebih dari 172,7 centimeter. Risiko ini lebih rendah dibandingkan orang yang tingginya di bawah 160,02 centimeter.

Wanita yang tingginya di atas rata-rata juga memiliki risiko lebih rendah pada penyakit diabetes tipe dua. Selain itu, tubuh tinggi memiliki risiko lebih kecil terkena penyakit alzheimer. Hal ini diperoleh bagi pria yang tingginya lebih dari 177,8 centimeter (wanita lebih dari 170,2 centimeter). Hasil studi ini jika dibandingkan dengan pria yang lebih pendek dari 172,72 centimeter (wanita di bawah 154,94 centimeter).

Meski risikonya tampak rendah pada aspek tersebut, tubuh tinggi ternyata memiliki kecenderungan risiko lebih besar pada penyakit kanker. Survei mengatakan, penderita kanker kebanyakan dialami oleh orang-orang yang lebih tinggi tubuhnya. Hal ini terutama yang diderita para wanita, seperti kanker payudara, melanoma, kanker rahim dan sebagainya.

Sementara bagi seseorang bertubuh pendek, risiko pembekuan darah lebih kecil. Hal ini dirasakan bagi mereka yang tubuhnya di bawah 160,02 centimeter. Sebab, jantung tidak perlu memompa darah dengan jarak yang panjang.

Di sisi lain, wanita yang tingginya di bawah 157,9 centimeter memiliki risiko tinggi pada kehamilan. Mereka lebih banyak mengalami kesulitan selama kehamilan. Risiko terkena diabetes gestasional juga lebih tinggi.

Bahkan, penelitian lain membuktikan, orang yang tingginya di bawah rata-rata lebih rentan terkena penyakit stroke. Meski demikian, semuanya tergantung dengan gaya hidup sehat masing-masing individu.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement