REPUBLIKA.CO.ID, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bakteri yang resisten antibiotik kini menjadi krisis kesehatan global yang bisa menandakan akhir dari pengobatan modern. Studi terbaru dipublikasikan dalam Jurnal Sains Kimia menyatakan air susu ibu (ASI) membantu bayi melawan infeksi akibat bakteri yang resisten antibiotik tersebut.
ASI sejak lama diketahui berperan penting untuk kesehatan bayi baru lahir. ASI melindungi bayi selama berbulan-bulan kehidupan pertamanya dari penyakit.
Para penulis mengidentifikasi fragmen protein yang disebut laktoferin yang terdapat dalam ASI. Laktoferin ini terbukti menghancurkan bakteri yang resisten terhadap antibiotik, jamur, juga virus dengan cara meningkatan kekebalan tubuh dan kesehatan si kecil.
Dilansir dari Natural News, Senin (17/10), laktoferin merupakan pembunuh bakteri super canggih yang jauh lebih baik dari antibiotik mana pun. Laktoferin bisa mengidentifikasi, menyerang, dan menghancurkan patogen dalam sepersekian detik sehingga hampir mustahil bagi bakteri membangun resistensi di dalam tubuh bayi.
Tim peneliti mencoba mengembangkan laktoferin menjadi super. Mereka memanipulasi protein terisolasi dalam sebuah kapsul virus, seperti menentukan bakteri tertentu dan mengujicobanya pada sel-sel inang manusia.
Kepala penelitian, Hasan Alkassem dan rekan-rekannya mengembangkan teknik pengukuran kecepatan tinggi menggunakan atom mikroskopis. Mereka menemukan laktoferin bisa membunuh bakteri lebih cepat dengan cara melubangi membran sel pelindung.
"Mungkin butuh beberapa tahun lagi sebelum dokter bisa meresepkan protein laktoferin baru ini karena pada dasarnya bisa ditemukan dalam ASI, air mata, air liur, dan sekresi hidung," kata Alkassem.
Penelitian lebih lanjut, kata Alkassem juga diperlukan untuk memastikan protein baru ini tidak berbahaya. Peneliti percaya bahwa laktoferin suatu hari nanti bisa digunakan umum.