REPUBLIKA.CO.ID, The Royal College of Physicians (RCP) dalam sebuah laporan menemukan kesenjangan di rumah sakit besar di Inggris. Jumlah pasien lebih banyak dari jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang ada.
Akibatnya dokter stres dan kelelahan. Ini menempatkan pasien-pasiennya pada risiko kesehatan dan kesalahan praktik medis. Banyak dokter di sana yang mengeluhkan mereka terlampau sibuk bahkan tak sempat minum cukup untuk tetap terhidrasi.
Dilansir dari Natural News, Rabu (19/10), seperempat dari jumlah dokter yang mereka survei merasa kurang tidur karena bekerja sepanjang pekan. Studi ini menemukan 74 persen dokter yang sedang menjalani pelatihan melewatkan satu shift per bulan tanpa minum cukup. Sementara 37 persen tidak minum air sebanyak tujuh shift kerja per bulan.
Studi ini selanjutnya melaporkan bahwa 28 persen dokter bekerja empat shift per bulan tanpa mengonsumsi makanan. Sementara 56 persen bekerja setidaknya satu shift per bulan tanpa makanan layak.
Laporan ini menambahkan rata-rata dokter-dokter ini bekerja tambahan lima kali per tahun di tengah jadwal mereka yang pada dasarnya sudah sangat sibuk. Presiden RCP, Profesor Jane Dacre mengatakan sebagai dokter dia menyadari sepenuhnya laporan ini sebagai diagnosis mengerikan. Mereka harus bekerja sama dengan National Health Service (NHS) untuk mencari solusi terbaik dengan cara mereformasi sistem.
"Kami perlu bergabung dengan pemerintah untuk mengatasi tantangan tenaga kerja ini," kata penulis laporan tersebut. Penulis menyimpulkan ada kekurangan besar dalam tenaga kerja medis. Mereka merekomendasikan peningkatan jumlah dokter yang menjalani training atau pelatihan kerja.