REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini kanker menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Data Globocan 2012 menyebutkan sekitar 13 persen kematian di seluruh dunia disebabkan kanker.
Di dunia, saat ini terdapat 14,1 juta kasus kanker baru, 8,2 juta kematian dan 32,6 juta orang hidup dengan kanker, diperkirkaan dengan harapan hidup selama lima tahun. Hampir 50 persen dari kasus tersebut terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia.
Saat ini ada terapi yang bisa menjadi harapan baru bagi penderita kanker yaitu terapi imun atau imunoterapi yang dianggap bisa meningkatkan keberhasilan terapi kanker.
Guru Besar dan pengajar alergi imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Samsurijal Djauzi mengatakan, selain teknologi diagnostik dan pengobatan modern, yang diperlukan untuk keberhasilan terapi kanker adalah imunitas (ketahanan tubuh) dari penderita kanker.
Terapi imun merupakan terapi yang dapat meningkatkan keberhasilan terapi kanker. Pasalnya sistem imun sangat berpengaruh dalam perkembangan kanker. Dari sekian banyak metode, terapi imun dinilai bisa menjadi metode baru yang menjanjikan.
"Kita perlu mengikuti perkembangan imunoterapi, sehingga dapat memilih terapi yang efektif dan dapat diterapkan di Indonesia. Dukungan laboratorium diperlukan untuk menerapkan imunoterapi," kata Samsurijal pada seminar bertemakan 'Cancer Immunotheraphy: Improving Quality of Life by Personalized Approach' yang diselenggarakan AnHo BioPrima di Jakarta, akhir pekan lalu.
Terapi ini sudah mulai dikenal di luar negeri sejak 1985 dan hasilnya semakin baik pada 2010. Di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang dan Singapura, sudah menggunakan terapi imun sebagai pengobatan alternatif untuk kanker.
Beberapa negara bahkan sudah mempatenkan antigen untuk sejumlah penyakit seperti kanker pankreas dan kanker paru. Sedangkan di Indonesia masih dalam tahap uji klinis dan persiapan. Beberapa rumah sakit menjadi pusat-pusat penelitian imunoterapi di Indonesia seperti RSPAD Gatot Subroto, RSCM, RS Kanker Dharmais dan MRCCC Siloam Semanggi.
Terapi imun saat ini kebanyakan digunakan bagi penderita kanker stadium lanjut. Sebab beberapa pengobatan standar selama ini, seperti operasi, kemoterapi atau radiasi sudah cukup baik, naik efektifitasnya masih rendah untuk kanker stadium lanjut.
Maka itu, terapi imun baik digunakan sendiri atau dikombinasi dengan pengobatan standar yang sudah ada selama ini, sangat efektif untuk kanker stadium lanjut. Terapi ini dapat meningkatkan keberhasilan terapi standar.