REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui vaksin dengue untuk digunakan pada anak berusia 9 hingga 16 tahun di Indonesia. Vaksin dengue ini diharapkan dapat menekan jumlah kasus demam berdarah dengue yang setiap tahun cenderung mengalami peningkatan.
Vaksin dengue ini berhasil didapatkan melalui proses penelitian panjang selama 20 tahun. Prosesnyanya juga melibatkan sekitar 30 ribu relawan. Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara di Asia Pasifik dan Amerika Latin yang ikut dalam penelitian berskala besar ini. Dalam penelitian, diketahui bahwa vaksin dengue efektif melawan empat jenis serotipe virus dengue.
Peneliti utama dari studi klinis fase III yang dilakukan di Indonesia oleh Sri Rezeki Hadinegoro. Profesor ini mengatakan vaksin dengue aman digunakan dan tidak menyakitkan. Vaksin ini, Sri mengatakan, adalah vaksin hidup yang didapatkan melalui proses rekayasa genetika. Bukan melalui virus yang dilemahkan.
Sri juga mengatakan efek samping yang ditimbulkan sangat minim. Uumumnya hanya efek samping lokal ringan seperti nyeri atau kemerahan di area suntikan. "Kalau (efek samping sistemik seperti) demam itu jarang," ujar Sri saat ditemui di Hotel Borobudur bersama Sanofi Pasteur, Selasa (25/10).
Pada anak berusia 9 hingga 16 tahun, Sri mengatakan vaksin dari Sanofi Pasteur ini akan diberikan sebanyak tiga kali dengan interval enam bulan. Sri menyarankan agar pemberian vaksin tidak terlambat agar hasil akhir yang didapatkan maksimal.
"Vaksin ini menurunkan kasus infeksi dengue yang simptomatik atau bergejala sebesar 65,6 persen. Juga menurunkan kasus rawat inap akibat dengue sebesar 80,8 persen," tambah Sri.
Sri mengatakan penggunaan vaksin memang tidak dapat menjamin perlindungan 100 persen. Akan tetapi, dengan efikasi mencapai 65,6 persen, Sri memperkirakan ada 12 juta dari 20 juta anak yang bisa terhindar dari demam berdarah dengue melalui pemberian vaksin ini.
Sekalipun anak yang telah diberi vaksin terinfeksi dengue, Sri mengatakan infeksi tersebut umumnya ringan dan tidak sampai menyebabkan komplikasi seperti dengue berat. "Itulah keistimewaan vaksin," ujar Sri.