Rabu 26 Oct 2016 07:57 WIB

Begini Cara Kerja Vaksin Dengue

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Pemberian Vaksin (Ilustrasi)
Foto: Dailymail
Pemberian Vaksin (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin dengue berlisensi pertama di dunia milik Sanofi Pasteur kini sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh anak-anak berusia 9 hingga 16 tahun di Indonesia. Efikasi vaksin hidup ini untuk mengurangi infeksi dengue simtomatik mencapai 65,6 persen. Bagaimana cara kerjanya?

Peneliti utama dari studi klinis fase III dilakukan di Indonesia oleh Sri Rezeki Hadinegoro. Profesor ini mengatakan vaksin dengue diberikan sebanyak tiga kali melalui suntikan dengan interval selama enam bulan. Masing-masing dari suntikan ini, lanjut Sri, memiliki fungsinya masing-masing untuk membangun dan meningkatkan antibodi.

Sri menjelaskan suntikan pertama vaksin dengue berfungsi untuk membuat sel memori dalam tubuh. Sel memori ini berfungsi untuk mengingat keempat serotipe virus dengue sehingga nantinya dapat membantu tubuh memberikan respons yang lebih baik ketika virus dengue menginfeksi tubuh.

"Maka itu, suntikan pertama itu penting. (suntikan) Yang pertama kali itu harus benar. Benar dalam penyuntikan, benar dalam hal target, penyimpanan, semuanya," ujar Sri saat ditemui di Hotel Borobudur bersama Sanofi Pasteur, Selasa (25/10).

Setelah sel memori terbentuk dengan baik, tahap selanjutnya yang akan dilakukan melalui vaksin dengue ialah membangun antibodi. Proses ini dilakukan melalui suntikan kedua. Sri mengatakan, setelah suntikan kedua antibodi akan naik hingga mencapai ambang pencegahan.

Akan tetapi, ada kalanya antibodi yang naik setelah suntikan kedua ini kembali menurun. Antibodi yang menurun hingga di bawah ambang pencegahan akan membuat vaksin yang diberikan tidak efektif melindungi tubuh dari serangan virus dengue. Oleh karena itu, diperlukan suntikan ketiga yang berguna untuk menjaga antibodi tetap berada di atas ambang pencegahan.

Oleh karena itu, Sri mengatakan tiga kali suntikan ini harus dilakukan tepat waktu dengan interval enam bulan. Pemberian suntikan tidak boleh lebih lama dari enam bulan. Jika suntikan kedua dan ketiga diberikan melewati masa enam bulan, ada kemungkinan manfaat vaksin yang dirasakan tidak maksimal.

"Kita kasih toleransi (terlambat) satu minggu. Jangan sampai dua minggu. Bisa-bisa nanti antobodi sudah kebablasan (menurun). Sayang waktu dan uang," pesan Sri.

Sri juga mengatakan infeksi dengue pada dasarnya merupakan suatu interaksi antara penjamu atau host (manusia), penyebab (nyamuk aedes aegypti) dan lingkungan. Oleh karena itu, selain vaksinasi, pencegahan infeksi dengue juga perlu diiringi dengan berbagai upaya memberantas nyamuk dan juga menjaga lingkungan tetap bersih.

 

(Baca Juga: Vaksin Dengue Pertama Kini Tersedia di Indonesia)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement