REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat palsu memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Bukannya sembuh malah bisa memperburuk kondisi kesehatan kita. Bahkan parahnya obat plasu bisa menyebabkan kematian. Mengerikan bukan?
Nah, agar terhindar dari obat palsu, ada sejumlah trik yang diberikan oleh Kepala Sub Direktorat Inpeksi dan Sertifikasi Distribusi Produk Terapetik, Direktoran Pengawasan Distribusi Produk Terapetik BPOM, Eka Purnamasari. Menurutnya obat palsu dan obata asli sangat sulit dibedakan. Bentuk, warna dan kemasan obat palsu terkadang sangat mirip dengan obat asli. Sebagian besar obat palsu hanya dapat diketahui melalui uji laboratorium dan klarifikasi kepada produsen obat asli.
Agar terhindari dari obat palsu, kiatnya yang pertama adalah belilah obat hanya di sarana yang resmi seperti apotek. Jangan beli obat keras di toko obat, apalagi di warung. Hanya tebus atau beli obat di apotek. Namun, ini juga tidak jaminan, seperti kasus vaksin palsu belum lama ini, korban vaksin justru mendapatkan vaksin dari rumah sakit besar.
Ini lantaran minimnya pengawasan terhadap limbah bekas botol vaksin dan manajemen rumah sakit itu. “Selain itu, tentu saja menghindari membeli obat melalui situs penjualan online. Karena tidak terjamin bahwa kita dilayani oleh tenaga kesehatan yang berwenang atau apoteker. Kita tidak dapat bertatap muka dengan tenaga kesehatan untuk berkonsultasi,” ujarnya dalam Journalist Class dengan tema Konsumsi Obat yang Aman, Hindari Obat Plasu di Jakarta, Senin (31/10).
Ia juga mengingatkan untuk tidak terpedaya dengan harga obat yang jauh lebih murah dari harga resmi (HET). "Waspadalah jika ada perbedaan harga obat yang cukup tinggi. Dan berkonsultasilah pada dokter jika tidak ada kemajuan setelah minum obat yang diresepkan," katanya.
Hal penting lainnya adalah memperhatikan kemasan obat dengan baik. Dia mengatakan, periksalah kualitas fisik dan kondisi kemasan obat. Apakah masih tersegel atau sudah rusak, apakah informasi pada penandaan tidak mudah hilang, warna kemasannya, apakah ada yang berbeda dari biasanya?.
Periksa juga kebersihan kemasan dan baca label sebelum membeli. Perhatikan nama obat, nomor registrasi atau nomor izin edar. Eka juga menyarankan konsumen memeriksa nama dan alamat produsen, apakah tercantum dengan jelas. Teliti dan lihatlah tanggal kedaluarsa. Selain itu, dia menagtakan, baca baik-baik kegunaan atau indikasi obat. Perhatikan pula logo obat dan tanyakan informasi lebih lanjut kepada apoteker atau dokter.