REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cara menggosok gigi yang salah dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gigi karies atau gigi berlubang. Hal itu disampaikan Kepala Jurusan Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Udijanto Tedjosasongko.
"Pori-pori pada permukaan lapisan luar gigi dapat melebar karena cara menyikat gigi yang salah, seperti misalnya terlalu keras ketika menyikat. Kalau dalam sebulan sudah dua kali ganti sikat gigi, berarti terlalu keras menggunakannya," ucap Udijanto dalam jumpa pers mengenai kesehatan gigi dan mulut bersama PT 3M Indonesia di Jakarta, Selasa (1/11).
Pori-pori di lapisan luar gigi yang semakin lebar tersebut apabila dibiarkan dapat menjadi salah satu penyebab gigi karies.
Udijanto menjelaskan cara menggosok gigi yang benar adalah dengan menyikat dari gusi ke gigi dengan arah memutar. "Bagian dalam juga diperlakukan seperti itu. Kalau salah, bisa menyebabkan lapisan gigi aus," kata Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Pusat tersebut.
Selain itu, menggosok gigi juga wajib sebagai upaya menjaga kebersihan rongga mulut sekaligus mengurangi jumlah bakteri 'Streptococcus mutans'.
"Kalau jumlah bakteri tersebut di rongga mulut tinggi, maka risiko kariesnya juga tinggi karena bakterinya akan semakin mungkin menggerus lapisan luar gigi. Glukosa dari makanan manis menjadi makanan bagi bakteri itu yang kemudian memunculkan asam yang mampu menggerus gigi," kata dia.
Udijanto menganjurkan kepada masyarakat supaya menggosok gigi minimal dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Penggunaan obat kumur juga sebaiknya seperlunya, yaitu dua kali dalam seminggu, sebagai kegiatan pelengkap menyikat gigi menggunakan pasta gigi.
"Obat kumur umumnya berfungsi sebagai antiseptik pembunuh kuman, tetapi apabila seluruhnya organisme di rongga mulut dibasmi maka pasti akan muncul masalah, misalnya jamur yang menyebabkan sariawan. Kandungan alkohol juga membuat mulut kering," kata Udijanto.
Penyakit gigi dan mulut merupakan permasalahan yang sering diderita masyarakat. Pada 2013 tercatat 43 persen masyarakat Indonesia mengalami gigi sensitif dan 53 persen penduduk usia 12 tahun ke atas mengalami gigi karies.
Gigi karies atau gigi berlubang adalah kondisi penguraian mineral pada jaringan keras gigi, atau bagian gigi putih yang tampak di rongga mulut.
Penguraian mineral gigi terjadi karena beberapa sebab, seperti demineralisasi akibat kadar asam tinggi dalam rongga mulut, gigi kotor, atau bakteri fermentasi sisa makanan yang menempel.
"Karies menyebabkan penyakit sistemik pada seseorang, misalnya penyakit jantung, di mana ada bakteri dari rongga mulut yang terdapat gigi berlubang yang bisa masuk ke peredaran darah dan memperburuk kondisi jantung," ucap Udijanto.