REPUBLIKA.CO.ID, Merokok lebih mematikan ketimbang virus HIV. Ilmu pengobatan HIV saat ini lebih maju dan pasiennya tetap sehat, meski infeksinya tak bisa disembuhkan.
Pasien HIV yang rutin mengonsumsi obat memiliki angka harapan hidup hampir sama dengan orang yang tak terinfeksi. Di Amerika Serikat, pasien yang sakit akibat merokok jumlahnya lebih banyak dari pasien HIV.
Journal of Infectious Diseases menyebutkan merokok rata-rata memotong angka harapan hidup hingga enam tahun dari seorang pria 40 tahun. Semua orang sudah tahu merokok itu tidak bagus untuk kesehatan. Namun penelitian ini menunjukkan betapa buruknya risiko merokok itu.
"Kami benar-benar mengukur risikonya dan saya pikir memberikan fakta angka ke pasien bisa membantu mengubah perspektif mereka tentang rokok. Seseorang dengan HIV yang secara konstan mengonsumsi obat kemungkinan meninggalnya lebih kecil dari perokok," kata Krishna Reddy dari Massachusetts General Hospital dan Harvard Medical School, dilansir dari NBC News, Senin (7/11).
Reddy mengatakan tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Perokok yang sudah terlanjur berusia 60 tahun pun tetap bisa memiliki angka harapan hidup lebih substansial dibanding mereka yang memutuskan terus merokok. Rokok menyebabkan lebih dari 480 ribu orang Amerika meninggal setap tahunnya, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Rokok secara global membunuh enam juta orang per tahun akibat kanker, paru-paru, hati, dan penyakit lainnya. Tingkat perokok di AS saat ini sudah menurun drastis. Hanya 15 persen orang dewasa di AS merokok, dan hanya 11 persen siswa SMA yang mengisap rokok.