REPUBLIKA.CO.ID, Perawatan sederhana dengan komunikasi orang tua membantu anak autisme sembuh lebih cepat. Penelitian dari tim University of Manchester, King's College London dan Newcastle University menunjukkan cara tersebut bisa mengurangi gejala pada anak austisme parah, termasuk di dalamnya yang sudah berusia hingga 11 tahun.

"Ini adalah studi pertama yang melaporkan hasil jangka panjang untuk anak berusia 7 hingga 11 tahun setelah uji coba acak intervensi dini pada anak," kata kepala peneliti, Jonathan Green, dilansir dari NHS News, Senin (7/11).

Tim menguji 152 anak berusia dua hingga empat tahun dalam tes Preschool Autism Communication Trial (PACT) enam tahun lalu. Beberapa anak mendapat perawatan berbasis rumah dan orang tua. "Orang tua belajar bagaimana menafsirkan komunikasi dengan anak (autisme) mereka," kata Green.

Orang tua juga diberikan 12 sesi terapi selama enam bulan. Mereka juga diberi sesi tambahan enam bulan berikutnya. Orang tua diminta menghabiskan setidaknya 20 hingga 30 menit bermain dan berkomunikasi dengan anak mereka.

Di Indonesia, metode yang hampir sama bernama Applied Behavior Analysis (ABA) untuk penyembuhan penyandang autis. Metode ABA bisa dilakukan sendiri oleh orang tua sebab basisnya adalah terapi rumah atau home basic therapy. Terapi ini mudah dilakukan asalkan orang tua menyediakan waktu banyak untuk anak.

"Tidak ada metode selain ABA yang sudah diteliti untuk autisme. Hanya ABA yang sudah terbukti," kata dokter spesialis anak sekaligus konsultan di Klinik Intervensi Dini Applied Behavior Analysis (KIDABA), Rudy Sutady.

Salah satu syarat metode ABA dari Lovaas ini adalah terapi 40 jam sepekan bagi anak berusia di bawah tiga tahun atau 56 jam sepekan bagi anak berusia di atas tiga tahun. Sekilas metode ini terkesan disiplin, ketat, dan membosankan. Padahal, kurikulumnya menyenangkan dan memotivasi anak.

Ikuti Whatsapp Channel Republika