REPUBLIKA.CO.ID, Kadar kolesterol yang tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung koroner dan juga stroke. Selain menjaga pola makan, asupan plant stanol ester (PSE) ternyata terbukti dalam lebih dari 70 uji klinis dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh.
"Kenapa kolesterol harus diturunkan. Karena dengan menurunkan kolesterol, risiko penyakit jantung juga ikut menurun," terang Global Director Benecol Licensing Business Olavi Erkinjuntti saat ditemui dalam kampanye Gerakan Indonesia Tangkal Kolesterol di Econvention, Ancol, beberapa waktu lalu.
Sebagai asupan pendamping, Olavi mengatakan PSE dapat menurunkan kolesterol dengan rata-rata 10 persen jika dikonsumsi secara rutin selama dua hingga tiga minggu. Selain menurunkan kolesterol, asupan PSE yang terdapat dalam minuman penurun kolesterol juga dapat menjaga kadar kolesterol tetap rendah.
Olavi mengatakan PSE memiliki struktur yang menyerupai kolesterol. Oleh karena itu, ketika masuk ke dalam tubuh, PSE akan mengikatkan diri di molekul dalam aliran darah yang biasanya mengikat kolesterol. Dengan begitu, kolesterol tidak akan diserap oleh tubuh dan kadar kolesterol dalam tubuh dapat segera turun.
"Jadi, alih-alih membawa kolesterol, molekul ini membawa PSE sehingga kolesterol tidak terserap oleh tubuh," jelas Olavi.
PSE, lanjut Olavi, juga aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang mengingat kandungan ini berasal dari sumber alami yaitu pohon pinus. Hal ini terbukti dengan tidak ditemukannya efek samping dari PSE sejak kandungan ini pertama kali ditemukan di Finlandia pada 1995. "Tidak ada efek samping," terang Olavi.
Meski PSE efektif untuk menurunkan kadar kolesterol, Ketua 1 Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Prof Dr dr Budhi Setianto SpJP (K) mengingatkan bahwa PSE dalam minuman penurun kolesterol bersifat mencegah dan menjaga bukan mengobati. Pasien dengan kadar kolesterol yang tinggi atau pasien yang pernah mengalami serangan jantung maupun stroke, tetap membutuhkan obat-obatan untuk menjaga kadar kolesterol di dalam tubuh.
"Misalnya kolesterol jahat (LDL) dia 160 (mg/dL). Itu harus dengan obat-obatan," jelas Budhi.
Di samping itu, Budhi juga berpesan agar masyarakat juga menjauhi beberapa perilaku lain yang mungkin menyebabkan kadar kolesterol meningkat. Salah satu di antaranya ialah merokok. Budhi mengatakan asupan PSE tetap tidak bisa menggantikan dampak negatif dari rokok yang membuat kadar kolesterol meningkat dan berisiko menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
"Perlu juga tindakan preventif lain seperti olahraga, kelola stres, makan seimbang gizi," kata Budhi.