Selasa 08 Nov 2016 20:24 WIB

Lima Solusi Menghindari Stroke

Stroke (ilustrasi)
Foto: AP
Stroke (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Praktisi kesehatan yang juga Direktur Utama Eka Hospital dr. Johny Nurdin menyatakan, ada lima solusi dalam menghindari dan mengatasi penyakit stroke. Salah satunya pemeriksaan tekanan darah dan menghindari mengkonsumsi makanan berkolestrol.

"Kelima solusi tersebut didapat melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium yang sederhana diperoleh masyarakat," katanya di Tangerang, Selasa (8/11).

Pertama adalah pemeriksaan tekanan darah yang merupakan faktor risiko utama dari stroke dan penyakit jantung. Oleh karena itu, targetkan angka tekanan darah sesuai tekanan darah normal yaitu kurang dari 120/80 mmHg.

Kedua adalah menghindari kolestrol yang terlalu tinggi karena dapat menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah arteri. Hal ini dapat berisiko terhadap stroke dan penyakit jantung. Untuk kolesterol, ada empat target angka yang harus dicapai, yaitu kolesterol total di bawah 200 mg/dL, LDL atau kolesterol jahat harus di bawah 100 mg/dL, sedangkan HDL atau kolesterol baik harus di atas 50 mg/dL, dan trigliserida di bawah 150 mg/dl.

Ketiga adalah pemeriksaan gula darah untuk melihat ada tidaknya kencing manis. Targetkan angka untuk gula darah sewaktu normal di bawah 140 mg/dl dan gula darah puasa di bawah 100 mg/dl.

Keempat yakni pemeriksaan Indeks massa tubuh/Body Mass Index (BMI) dihitung dari dua angka yang umumnya telah diketahui yaitu berat dan tinggi badan. BMI adalah indikator untuk menentukan apakah tergolong berat badan berlebih atau tidak. Targetkan angka BMI di antara 18,5 /22,9 kg/m2. "Cara menghitung BMI yakni jumlah berat badan dibagi tinggi badan," ujarnya.

Kelima adalah nilai lingkar perut menunjukan level lemak perut yang berhubungan dengan peningkatan risiko kencing manis, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. "Targetkan angka lingkar perut ideal untuk laki-laki adalah di bawah 90 sentimeter dan wanita adalah di bawah 80 sentimeter," katanya.

Dokter Spesialis Saraf dr Herianto, SpS menyatakan seorang stroke survivor dapat diperbaiki dengan upaya mengoptimalkan kesadaran tentang stroke melalui akses penanganan stroke yang tepat dan upaya bersama untuk mengatasi stroke. "Stroke dapat diobati dengan memperhatikan gaya hidup dan kualitas hidup," ujarnya.

Gaya hidup yang berlebihan, lanjutnya, juga menjadi salah satu faktor seseorang terserang penyakit stroke dan masuk dalam kategori utama penyebab kematian.

Stroke menjadi salah satu penyebab kematian di dunia, kemudian diikuti dengan jantung dan diabetes. Gaya hidup menjadi faktor pendukung penyebab kematian tersebut. Oleh karena itu masyarakat diimbau agar menjaga pola hidup sehat dengan melakukan olah raga, istirahat yang cukup serta menjauhi stres.

"Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui dan memonitor lima solusi penting terkait kondisi kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan dini agar terhindar dari risiko stroke dan penyakit lainnya," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement