REPUBLIKA.CO.ID, Mayones, es krim, roti, dan daging olahan, tentu nama-nama makanan ini tak asing di telinga Anda. Makanan ini menggunakan emulsifier, yang umumnya menggunakan bahan pengawet yang membantu meningkatkan daya tahan makanan dan mencegah minyak atau lemak dalam produk dari pemisahan bahan yang berbahan dasar air.
Tapi sebuah studi baru dari riset di Georgia State University telah menemukan bahwa konsumsi rutin emulsifier berkaitan dengan kanker kolon atau usus besar dalam percobaan yang dilakukan pada tikus. Dalam penelitian tersebut, peneliti membagi tikus dalam tiga grup, dua menerima emulsifier (baik sodium carboxymethycellulose atau polysorbate 80) dan grup ketiga menerima air.
“Tikus mengonsumsi dua emulsifier berbeda, berubah di dalam bakteri usus yang mempromosikan peradangan dan kanker usus,” menurut sebuah laporan yang dipublikasikan di jurnal kesehatan Cancer Research seperti dilansir dari laman Fox News, Senin (14/11).
Peraturan makanan Depertamen Pertanian Amerika Serikat menetapkan bahwa sebuah emulsifier tunggal hanya boleh terdiri dari satu sampai dua persen dari sebuah produk. Tapi tidak ada batasan angka perbedaan emulsifier yang dapat digunakan dalam produk tunggal.
Beberapa makanan dengan pengolahan tinggi mengandung banyak tipe emulsifier, digunakan untuk membuat sebuah tekstur yang diinginkan dan produk yang enak di lidah. “Saya bisa mengatakan pada orang-orang untuk mencoba memasak daripada menggunakan makanan produk industri,” ujar peneliti tersebut, Emilie Viennois.
Ia menambahkan dalam makanan, campurkan makanan yang diproses dengan makanan yang dimasak di rumah, jadi Anda tidak memiliki paparan yang tinggi dari emulsifier dalam satu makanan.