REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter konsultan kesehatan fisik dan rehabilitasi, Luh Karunia Wahyuni, menjelaskan manifestasi kesulitan makan karena gangguan fungsi oromotor untuk usia nol sampai tiga tahun. Anak yang mengalami gangguan oromotor menurutnya akan kesulitan koordinasi proses mengisap sampai menelan.
"Mereka menelan sangat lambat, cepat lelah, saat mengisap cairan keluar melalui sudut mulut," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (14/11). Anak ini juga mudah sesak, tersedak sebelum, saat dan setelah menelan. Mereka juga sukit beralih ke tekstur makanan yang sesuai dengan tingkat perkembangan. Anak juga mengeluarkan air liur terus menerus pada usia diatas dua tahun.
Selain itu mereka mengalami infeksi saluran nafas berulang karena aspirasi. Status nutirisnya juga kurang, adapula yang mengalami kombinasi permasalahan tersebut.
Jika sudah mengalami tanda-tanda tersebut, lakukan evaluasi dengan beberapa tahap. Pastikan diagnosis medis yang mendasari kesulitan makan. Riwayat perkembangan pemberian makan, observasi saat pasien diberi atau makan mandiri. Perhatikan postur, kemampuan menjaga jalan nafas, alat makan, tekstur, rasa, suhu, tampilan makanan, respon emosi, perilaku, dan keterampilan oromotor. "Apabila dicurigai adanya masalah pada menelan fase faringeal, perlu pemeriksaan tambahan," ujarnya.
Pemeriksaan tambahan lainnya adalah flexible endoscopic dan evaluation of swallowing. Nah jika sudah ditemukan masalah gangguan oromotor ada tatalaksananya yang dilakukan multidisiplin.
Lihat kesiapan anak untuk makan, tingkat perkembangan motorik, saat pemberian makan, lingkungan, jenis makanan yang mencakup tampilan, tekstur, volume, dan suhu. Selain itu perhatikan posisi anak, cara pemberian dan alat makan.