REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artis sekaligus dokter, Lula Kamal, Senin (14/11) ikut mengampanyekan penggunaan lavitrap untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan zika. Lavitrap merupakan alat sederhana yang digunakan untuk memerangkap telur nyamuk dan mengembangkannya menjadi larva. Setelah masa tertentu, larva akan dibuang ke tanah kering hingga mati.
Lula menjelaskan, lavitrap dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan daur ulang, seperti botol air mineral bekas. Potong botol tersebut menjadi dua bagian.
Ambil bagian atas botol yang telah terpotong, kemudian lepas tutupnya. Tempelkan saringan di ujung botol atas. Saringan dapat terbuat dari kawat strimin, sisa kelambu, atau alat lain. Rongga-rongga yang diciptakan tidak boleh terlalu longgar maupun terlalu sempit. “Intinya telur bisa masuk tapi (jentik) nggak bisa keluar lagi,” kata dia.
Lubangi tutup botol, kemudian tautkan kembali pada tempatnya, sehingga saringan dapat menempel sempurna. Masukkan bagian dalam posisi terbalik ke bagian bawah botol. Isi air hingga sebatas tutup botol.
Untuk mengundang nyamuk masuk ke dalam botol, tambahkan sedikit gula jawa dicampur ragi/yeast. Lalu, tempelkan plastik hitam, bisa berupa kresek, di sekeliling botol. Kedua cara terakhir dilakukan dengan melihat sifat alami nyamuk yang menyukai tempat gelap dan air yang agak manis.
Alat ini akan memancing nyamuk datang dan bertelur di dalamnya. Dengan begitu, perkembangbiakan nyamuk di tempat penyimpanan air lain dapat dikurangi.
Di dalam lavitrap, nyamuk akan meninggalkan telur yang masuk ke dalam air dan terperangkap oleh saringan. Dalam waktu beberapa hari, telur akan berkembang menjadi jentik. Jentik inilah yang dibuang ke tanah kering yang terpapar sinar matahari.
Lavitrap dapat ditempatkan di ruang-ruang yang sering dipakai berkumpul pada siang hari, misalnya ruang tamu, beranda, dan sebagainya. Larvitrap juga bisa ditempatkan di kebun sekitar rumah.