REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas fisik atau olahraga ringan selama periode kehamilan efektif melindungi janin dari risiko kesehatan yang berhubungan dengan usia ketika dewasa nanti. Associate Professor di Kentucky University, Kevin Pearson mengatakan stres oksidatif adalah kerusakan pada tubuh akibat akumulasi molekul radikal bebas.
Penumpukan radikal bebas ini mengurangi ketahanan tubuh dari stres dan meningkatkan obesitas serta penyakit kronis karena faktor usia. Mengurangi stres oksidatif membantu mengurangi risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes tipe-2.
Tim peneliti mengamati penanda stres oksidatif, inflamasi, dan sensitivitas insulin pada tikus yang lahir dari ibu tikus yang dirangsang rajin melakukan aktivitas fisik. Anak-anak tikus dari ibu tikus tersebut ternyata memiliki daya tahan stres lebih baik dan sensitivitas insulinnya baik hingga dewasa.
"Saat ini pembatasan kalori menjadi intevensi paling menjanjikan untuk meningkatkan hasilnya. Penelitian ini jika diperluas jangka panjang bisa memberi manfaat menguntungkan," ujar Pearson, dilansir dari News Medical.
Hasil studi pada tikus tersebut memiliki implikasi kesehatan sama bagi manusia. Pearson mengatakan temuan peneliti menyoroti kehamilan sebagai periode sensitif. Saat intervensi gaya hidup positif, itu bisa memberi keuntungan signifikan pada metabolisme janin dan risiko mereka terpapar penyakit.