Ahad 20 Nov 2016 15:55 WIB

Diabetes Mellitus Tipe 2 Menyerang Usia yang Semakin Muda

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Joko Sadewo
Remaja masa kini rentan terserang diabetes tipe 2
Foto: osing-weight-and-the-glycemic-index.com
Remaja masa kini rentan terserang diabetes tipe 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu, penyakit diabetes mellitus tipe 2 lebih sering dikaitkan sebagai penyakit orang tua. Akan tetapi, pola hidup dan pola makan yang tidak sehat membuat penyakit diabetes mellitus tipe 2 ini semakin banyak ditemukan pada orang-orang yang berusia lebih muda.

"Sekarang bukan (DM) Tipe 1 saja yang ditemukan pada anak-anak, (DM) Tipe 2 sudah mulai ada," ujar Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes Sidartawan Soegondo saat ditemui dalam kampanye 'Gerakan Indonesia Lawan Diabetes' bersama Kementerian Kesehatan dan PT Kalbe Farma Tbk di Plaza Barat Senayan, Ahad (20/11).

Dahulu, Sidartawan mengatakan kasus diabetes mellitus Tipe 2 umumnya ditemukan pada orang yang berusia 40 tahun ke atas. Akan tetapi, saat ini kasus diabetes mellitus Tipe 2 sudah ditemukan pada usia-usia yang lebih muda dengan rentang usia 12-25 tahun.

Selain faktor genetik, Sidartawan mengatakan kasus diabetes mellitus Tipe 2 pada usia anak dan remaja ini erat kaitannya dengan pola makan dan pola hidup yang tidak seimbang. Sebagian besar kasus diabetes mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja yang ditemui Sidartawan kerap dipicu oleh berat badan berlebih akibat pola makan dan pola hidup yang tidak sehat.

"Makannya tidak benar, aktivitas fisik juga kurang," tambah Sidartawan.

Senada dengan Sidartawan, Ketua PB Persadia sekaligus dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan endokrin, metabolik dan diabetes Agung Pranoto mengatakan diabetes mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja erat kaitannya dengan pola makan dan pola hidup yang tidak seimbang. Oleh karena itu, Agung orang tua perlu membiasakan anak untuk hidup sehat dan makan makanan yang seimbang gizi.

Di sisi lain, Agung juga menyarankan agar anak yang memiliki keturunan diabetes mulai rutin untuk memeriksakan gula darah secara berkala. Selain sebagai bentuk pencegahan, pemeriksaan gula darah secara berkala juga dapat membantu deteksi dini penyakit diabetes mellitus pada anak.

"(Anak keturunan diabetes) Mulai usia SMA bisa rutin cek gula darah," jelas Agung.

Beberapa tanda prediabetes pada anak juga bisa diwaspadai orang tua melalui hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi yang menyebabkan kulit menghitam ini bisa terjadi di bagian leher atau ketiak anak.

Selain pada anak yang memasuki fase prediabetes, Agung mengatakan hiperpigmentasi juga bisa muncul pada anak yang belum memasuki fase prediabetes tapi sudah memiliki kadar insulin yang tinggi dalam tubuhnya. Penanganan yang dini dengan obat dan juga perubahan pola hidup dapat menyembuhkan hiperpigmentasi pada anak sekaligus menghambat terjadinya prediabetes maupun diabetes mellitus Tipe 2 pada anak.

"Yang masuk prediabetes itu gula darah puasanya 100-125 mg/dL," ujar Agung.

Kemeterian Kesehatan RI mengungkapkan kasus diabetes mellitus di Indonesia saat ini sudah mencapai 10 juta di mana 90 persennya merupakan diabetes mellitus Tipe 2 yang diakibatkan oleh pola hidup dan pola makan tidak sehat. Dengan penerapan pola hidup yang sehat, hampir 70 persen atau sekitar 160 juta kasus diabetes mellitus Tipe 2 pada 2040 mendatang dapat dicegah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement