Ahad 20 Nov 2016 17:35 WIB

Pemberian ASI Kurangi Risiko Bayi Obesitas

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Ibu menyusui
Foto: flickr
Ibu menyusui

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi dari Departemen Pediatri di University of Granada (UGR) menunjukkan ibu obesitas melahirkan bayi yang berisiko tinggi obesitas. Salah satu cara mencegah obesitas berkembang hingga mereka dewasa adalah dengan memberikan bayi ASI eksklusif.

Peneliti, Profesor Cristina Campoy mengatakan ASI membuat berat badan bayi yang lahir dari ibu obesitas rendah selama enam bulan pertama kehidupannya. Hal berbeda terjadi pada bayi yang lahir dari ibu obesitas dan disusui dengan susu formula.

Peneliti menganalisis pertumbuhan 175 bayi perempuan dari ibu obesitas dan ibu berbobot tubuh normal selama dua tahun pertama setelah melahirkan. Studi mencatat perkembangan bayi pada usia tiga, enam, 12, 18, dan 24 bulan menurut kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Bayi yang lahir dari ibu obesitas biasanya memiliki bobot tubuh tinggi saat pertama lahir. Mereka bisa dipastikan berisiko tinggi obesitas ketika anak-anak hingga dewasa," kata Campoy, dilansir dari News Medical, Kamis (17/11). Ini menunjukkan mekanisme perlindungan ASI terhadap efek negatif dari obesitas, khususnya yang diturunkan dari ibu.

Peneliti menemukan berat badan rendah itu hanya terjadi pada enam bulan pertama kehidupan bayi dan kembali berisiko setelah bayi berusia 24 bulan atau usai berhenti disusui. Setelah periode 24 bulan, anak memerlukan intervensi ibu untuk mengatur pola makannya agar sehat dan tidak mudah mengalami obesitas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement