REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- RSI Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Persatuan Kardiovaskular Indonesia (Perki) Jawa Tengah mengadakan pelatihan elektrokardiogram (EKG) di Semarang.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan menginterpretasikan EKG sehingga materi yang diajarkan didesain agar tenaga medis paham gambaran EKG yang mengancam nyawa" ujar narasumber dari Perki, dr Susi Herminingsih, dalam siaran persnya, Senin (21/11).
Menurut dia, dokter yang bekerja atau bertugas di tempat kritis seperti Unit Gawat Darurat (UGD) atau Intensive Care Unit (ICU) memerlukan keterampilan khusus untuk penanganan pasien gawat darurat atau sedang kritis. Keterampilan mumpuni rasanya belum lengkap jika tidak disertai dengan kemampuan membaca atau menginterpretasi hasil EKG.
Sebagaimana diketahui, EKG merupakan pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas elektrik (listrik) jantung. Hasil EKG berupa grafik jejak garis pada kertas dan ini berpengaruh besar pada kelangsungan hidup pasien kritis.
Dalam pelatihan, dokter dan instruktur mendapatkan materi identifikasi irama jantung dan aritmia, gambaran EKG pada sindroma koroner akut, dan sebagainya. Tidak hanya paparan teori, peserta pelatihan juga diajak melakukan simulasi pembacaan hasil EKG.
Ketua panitia pelatihan EKG, dr Sri Berdi Karyati dari RSI Sultan Agung, mengharapkan ada peningkatan kompetensi petugas medis untuk memahami gambaran EKG yang mengancam nyawa seseorang.