REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, Kualitas vaksin merupakan salah satu komponen penting dalam kesuksesan program imunisasi. Menurut Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, Prima Yosephine, vaksin merupakan produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri dan virus), atau racun kuman (toxoid). Ketiganya dilemahkan atau dimatikan, lalu digunakan untuk merangsang timbulnya kekebalan fisik secara aktif terhadap penyakit. Oleh karena itu, vaksin bersifat sangat spesifik.
Penyelenggaraan program vaksin harus didukung dengan ketersediaan vaksin di setiap tingkat pelayanan. Pengadaan harus dilakukan dengan tepat. Kelebihan vaksin merupakan pemborosan, sementara apabila terjadi kekurangan, program akan terhambat.
Berdasarkan asal antigen, vaksin dapat digolongkan dalam tiga kelompok. Pertama, vaksin yang berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated). Produk ini bisa terbuat dari virus, seperti polio (OPV), campak, dan yellow fever. Ada juga yang berupa bakteri seperti BCG.
Kelompok kedua berasal dari bibit penyakit yang dimatikan (inactivated). Ini bisa berupa virus, misalnya IPV dan rabies. Ada juga yang berupa basis protein, seperti sub unit pertusis. Sumber lain yaitu toxoid, misal pada vaksin difteri dan tetanus. Jenis ketiga yaitu vaksin rekombinan yang sering dipakai dalam imunisasi hepatitis B.