Senin 28 Nov 2016 11:52 WIB

Cara Menyimpan Vaksin

Rep: Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menunjukkan vaksin polio di Puskesmas Senen, Jakarta, Senin (7/3).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas menunjukkan vaksin polio di Puskesmas Senen, Jakarta, Senin (7/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, Kualitas vaksin merupakan salah satu komponen penting dalam kesuksesan program imunisasi. Menurut Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, Prima Yosephine, vaksin merupakan produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri dan virus), atau racun kuman (toxoid). Ketiganya dilemahkan atau dimatikan, lalu digunakan untuk merangsang timbulnya kekebalan fisik secara aktif terhadap penyakit. Oleh karena itu, vaksin bersifat sangat spesifik.

Penyelenggaraan program vaksin harus didukung dengan ketersediaan vaksin di setiap tingkat pelayanan. Pengadaan harus dilakukan dengan tepat. Kelebihan vaksin merupakan pemborosan, sementara apabila terjadi kekurangan, program akan terhambat.

Berdasarkan asal antigen, vaksin dapat digolongkan dalam tiga kelompok. Pertama, vaksin yang berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated). Produk ini bisa terbuat dari virus, seperti polio (OPV), campak, dan yellow fever. Ada juga yang berupa bakteri seperti BCG.

Kelompok kedua berasal dari bibit penyakit yang dimatikan (inactivated). Ini bisa berupa virus, misalnya IPV dan rabies. Ada juga yang berupa basis protein, seperti sub unit pertusis. Sumber lain yaitu toxoid, misal pada vaksin difteri dan tetanus. Jenis ketiga yaitu vaksin rekombinan yang sering dipakai dalam imunisasi hepatitis B.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement