REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Seorang dokter ahli meminta para orang tua mewaspadai gejala kanker pada anak, terutama leukemia yang merupakan jenis kanker yang paling banyak dijumpai pada anak-anak.
"Kanker pada anak memang berbeda dengan kanker pada orang dewasa. Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara kanker pada anak tidak, " kata dr Edi Setiawan Tehuteru SpA (K), MHA, IBCLC saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu (7/12).
Dokter RS Dharmais itu menyebutkan hingga kini dari sekian jenis kanker yang ditemui pada anak, baru satu jenis kanker yang dapat dideteksi dini, yakni kanker bola mata (retinoblastoma). Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mewaspadai gejala kanker pada anak karena baru satu jenis kanker yang dapat dideteksi dini.
"Sehubungan belum ditemukan cara tepat untuk mendeteksi dini kanker lainnya pada anak, para orang tua diminta jangan berdiam diri. Tetaplah waspada terhadap gejala-gejala kanker pada anak," katanya.
Dalam seminar di RS Imanuel Way Halim Bandarlampung tentang "Kenali Kanker Anak" sehari sebelumnya, dr Edi Setiawan Tehuteru SpA (K) juga menyebutkan kanker pada anak dibagi dalam dua kelompok besar, yakni cair dan padat.
Kelompok kanker dalam bentuk cair umumnya disebut kanker darah atau leukemia. Kelompok kanker bentuk padat biasanya terlihat sebagai benjolan yang dapat dijumpai pada semua organ tubuh, seperti otak, mata, hati, ginjal dan sebagainya.
Ia menyebutkan kanker darah dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. "Bila kadar eritrosit atau sel darah merah dalam darah rendah maka anak akan terlihat pucat. Selain itu, anak sering mengalami demam tanpa diketahui penyebabnya akibat kadar leukosit atau sel darah putih di dalam darah rendah. Juga terjadi pendarahan seperti pada kulit, gusi dan mimisan akibat kadar trombosit di dalam darah yang rendah.
Bila pada anak dijumpai ketiga gejala itu atau paling tidak dua di antaranya, seorang anak dapat dicurigai terkena leukemia, katanya,
Selain itu, dapat juga dijumpai gejala lainnya akibat dari penyebaran sel kanker ke organ-organ lain dalam tubuh, seperti kejang, pembengkakan gusi, nyeri tulang, perut terlihat membesar dan testis membesar serta keras. "Bilang orang tua melihat hal-hal tersebut, segera bawa anak dokter untuk mengonfirmasi apakah benar gejala-gejala yang timbul dapat dikategorikan sebagai pertanda terkena leukemia atau tidak," katanya.
Dengan mengutip dari berbagai sumber mengenai jenis kanker pada anak, dr Edi Setiawan menyebutkan 30-40 persen kanker yang diderita anak adalah leukemia, kemudian kanker otak 20-30 persen, retinoblastoma (mata) 20-30 persen, limfoma (kelenjar getah bening) 7-15 persen, neuroblastoma (krista neuralis) 7-11 persen, tumor wilms (ginjal) 5-7 persen, rabdomiosarkoma (otot) 5-9 persen dan osteosarkoma (tulang) berkisar 5-10 persen.
Ia juga mengungkapkan data pasien kanker anak di RS Dharmais mulai 2006-2013, jumlah anak yang menderita kanker darah (leukemia) selalu yang terbanyak. Selain itu, ia juga meminta para orang tua untuk mewaspadai gejala tumor padat pada anak, terutama bila melihat atau meraba benjolan pada mata, leher, paru, alat kelamin, tangan, kaki dan otak. Ia menegaskan bahwa kanker pada dasarnya dapat diobati dan disembuhkan jika dijumpai dalam stadium awal.
"Semakin dini dan cepat seorang anak yang terkena kanker ditangani, semakin besar kemungkinan di anak dapat sembuh. Penting bagi orang tua untuk mewaspadai gejala kanker pada anak sejak dini. Jika orang tua mencurigai anaknya terkena kanker, segera bawa ke puskesmas, faskes dan rumah sakit untuk mendapatkan konfirmasi dan penangan selanjutnya," katanya.
Ia juga meminta orang tua untuk mengajarkan pola hidup dan makan sehat kepada anak-anak sejak usia dini, untuk mencegah mereka terkena kanker yang biasanya menyerang orang dewasa.