REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga kebersihan alat kelamin anak laki-laki ternyata harus jadi perhatian orang tua. Alat kelamin yang kotor pasalnya akan menimbulkan penyakit bagi anak.
“Kalau orang tua enggak merawat saat mandi, enggak ditarik enggak dibersihkan, lama-lama terjadi fibrosis. Ini namanya fimosis yang didapat bukan diturunkan,” jelas pemilik Rumah Sunatan, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS.
Fimosis merupakan kondisi kulup yang tidak dapat ditarik kembali ke belakang kepala penis. Kasus fimosis dapat menetap dan fimosis yang berat dapat menyebabkan saluran kemih tertutup. Akibatnya kulup tampak menggembung saat berkemih dan menimbulkan nyeri serta demam pada anak.
Sirkumsisi atau sunat merupakan terapi standar pada infeksi berulang pada fimosis dan fimosi patologis. Terutama jika pemberian steroid topical tidak berhasil.
Selain faktor bawaan, fimosis juga dapat terjadi akibat faktor higienitas yang buruk atau akibat penarikan kulup berulang dengan cara dipaksa sehingga timbul jaringan parut. Penderita fimosis lebih berisiko mengalami infeksi saluran kemih, infeksi pada kulit penis, parfimosis dan gangguan aktivitas seksual. Penderita fimosis juga lebih berisiko mengalami karsinoma sel skuamosa.
“Karena itu, kalau punya anak laki-laki saat memandikan dari bayi, bukan hanya ketiak dan badan. Burung anak harus ditarik dan dikeluarkan pelan-pelan. Tidak jarang saat diturunkan di ujung tempat pipis ada endapan putih-putih, itu dinamakan smegma. Seperti di ketiak ada kulit yang memproduksi kotoran atau cairan di propesium. Selalu produksi kotoron. Kalau enggak dikeluarin jadi makin banyak,” ujarnya. Pengetahuan tentang ini katanya kebanyakan orang tua masih belum paham.