REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Rumah Sunatan, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS mengatakan sebaiknya anak laki-laki sudah disunat sejak bayi. Selain faktor psikis dan kesehatan juga ada beberapa faktor lainnya yang menjadi pertimbangan.
Ia menyarankan bayi disunat sejak sebelum berusia enam bulan. Lalu metode sunat seperti apa sebaiknya yang digunakan untuk untuk menyunat bayi dibawah enam bulan?
Menurutnya, metode sunat sebenarnya tidak mengenal usia. Metode sunat ada beberapa macam. Ada yang tradisional, konvensional, juga modern. Untuk yang tradisional biasanya menggunakan silet, bambu, atau tulang. Ada pula yang menggunakan batu dan golok.
Sedangkan metode konvensional menggunakan gunting dan dijahit. Metode sunat ini memerlukan waktu untuk penyembuhan yang agak lama. Dan perawatannya sulit. "Sehingga sunat harus menunggu liburan. Karena masih pakai metode konvensional. Ada jahitan enggak boleh mandi, pakai celana. Harus di rumah enggak boleh pergi-pergi," jelasnya.
Selain itu, ada juga metode yang modern. Dengan metode ini anak sudah bisa mandi, naik sepeda bahkan berenang. Pengerjaannya cepat hanya lima menit. Sedangkan yang konvensional membutuhkan waktu sekitar 15 sampai 20 menit.
Teknik sunat modern dikenal dengan klamp. Teknik ini sudah maju dibanding yang konvensional dan direkomendasikan di dunia. Sebabnya adalah prosedur yang simpel, cepat dan tidak terjadi infeksi silang.
Sementara teknik konvensional tidak ada jaminan steril, harus dijahit dan bisa jadi infeksi silang. "Kalau klamp pada bayi lebih aman. Yang tahan ompol dan basah adalah metode klamp, yang lain tidak boleh kena basah," tambahnya.