REPUBLIKA.CO.ID, Sama halnya seperti musik, ilmuwan menemukan bahwa lari memiliki pengaruh yang baik untuk meningkatkan konektivitas otak. Scan MRI mengungkapkan adanya peningkatan konektivitas fungsional pada otak pelari yang terhubung lebih baik dan lebih sinkron satu sama lain dari biasanya.
Tim peneliti dari Universitas Arizona mengatakan penemuan ini dapat membantu mengatasi penurunan kognitif tubuh di kemudian hari. Seorang antropolog, David Raichlen, mengatakan selama 15 tahun terakhir penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan olahraga dapat memiliki dampak yang menguntungkan pada otak. "Apa yang terjadi di otak pada usia muda belum benar-benar dieksplorasi secara mendalam," kata Raichlen.
Para peneliti membandingkan scan otak 11 pelari laki-laki dari berbagai negara dengan 11 laki-laki yang tidak pernah mengambil bagian dalam kegiatan atletik selama lebih dari satu tahun. Tim peneliti menemukan bahwa konektivitas otak pelari lebh besar dibandingkan non-pelari dalam hal menangani perencanaan, pengambilan keputusan dan multitasking.
Konektivitas ini sama halnya dengan yang ditemui pada mereka yang mempelajari alat musik. Berjalan juga memberikan efek pada otak hanya saja konektivitasnya tidak sebesar aktivitas lari.
Namun, konektivitas ini hanya berlaku bagi anak muda usia 18-25 tahun. Peningkatan konektivitas otak tidak ditemukan pada orang tua, terutama mereka yang menderita Alzheimer. Kendati demikian, olahraga teratur bisa menjadi salah satu cara untuk meminimalkan risiko ini, dilansir laman Sciencealert.