REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gangguan kesuburan atau infertilitas menjadi momok bagi pasangan suami isteri. Di Indonesia sendiri angka infertilitas masih tergolong tinggi. Setidaknya ada sekitar 16,5 juta pasangan usia produktif yang mengalami gangguan reproduksi tersebut.
“Sekitar 11 persen dari 150 juta pasangan usia subur di Indonesia mengalami infertilitas,” kata Business Unit Manager DIPA Healthcare, Laksmi Wingit Ciptaning, Sabtu (24/12). Penyebabnya pun bisa berasal dari berbagai faktor. Termasuk dari pihak wanita, laki-laki, maupun gaya hidup.
Namun demikian, menurut Laksmi, masalah ini dapat ditanggulangi dengan teknologi bayi tabung atau in-vitro fertilisation (IVF). Adapun tingkat keberhasilan program bayi tabung saat ini mencapai 35 persen. Artinya dari 100 pasangan infertil, sebanyak 35 diantarnya berhasil hamil.
“Dulu keberhasilan program bayi tabung tergolong kecil hanya sekitar 10 persen, tetapi saat ini bisa mencapai 35 persen,” tutur alumnus UGM itu menjelaskan. Peluang keberhasilan bayi tabung saat ini juga semakin meningkat dengan hadirnya teknologi terbaru, yaitu Pre-Implantation Genetic Screening (PGS).
Dengan teknologi ini proses seleksi embrio yang normal dapat berlangsung lebih akurat. Tidak hanya itu, PGS juga mampu mendeteksi ada tidaknya kelainan kromosom pada embrio. Namun keberhasilan bayi tabung juga dipengaruhi faktor usia. Di mana peluang keberhasilan bayi tabung akan berkurang seiring pertambahan usia.
Laskmi menjelaskan, persentase keberhasilan bayi tabung akan lebih tinggi apabila dilakukan pada wanita berusia kurang dari 35 tahun. Sedangkan pada wanita berusia dia atas 40 tahun peluang keberhasilan bayi tabung lebih kecil. Hal tersebut dapat terjadi karena kesuburan wanita akan menurun seiring bertambahnya umur hingga memasuki masa menopause di usia 40 sampai 45 tahun.
“Berbeda dengan pria, tingkat kesuburannya tidak dibatasi oleh usia. Sperma akan terus diproduksi setiap harinya,” ujar Laksmi. Saat ini peminat bayi tabung di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Sebanyak 4.500 pasangan mengikuti program bayi tabung pada 2015. Jumlah tersebut meningkat pada 2016, yakni menjadi 5.500 pasangan, dan diperkirakan akan terus naik di masa yang akan datang.