REPUBLIKA.CO.ID, SPANYOL -- Tahu merupakan salah satu pangan yang populer di tengah masyarakat, khususnya bagi para vegan dan vegetarian. Produk yang bebas bahan hewani ini, merupakan pilihan yang populer sebagai pengganti daging.
Ditambah dengan rasa yang lezat, sebagian vegan dan vegetarian mungkin mengonsumsi tahu dalam jumlah yang cukup banyak. Akan tetapi, terlalu banyak konsumsi tahu ternyata diketahui dapat memberi dampak tidak baik bagi kesehatan sperma.
Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti asal Spanyol. Tim peneliti ini berhasil menemukan bukti bahwa zat kimia alami pada kedelai, bahan dasar tahu, dapat merusak sperma. Tim peneliti meyakini dalang dibalik hal tersebut ialah zat kimia bernama phytoestrogens.
Phytoestrogens merupakan zat kimia yang dapat meniru hormon-hormon wanita. Phytoestrogens dapat memperlambat sel sperma sekaligus meningkatkan jumlah sel yang memiliki jumlah kromosom yang tidak memadai. Kedua faktor ini dapat membuat pria sulit untuk membuahi.
Untuk mencapai kesimpulan tersebut, tim peneliti sebelumnya melakukan analisa terhadap pola makan dari 25 welawan selama hampir dua tahun. Selama memantau pola makan, tim peneliti menemukan bahwa konsumsi kedelai memberikan dampak besar bagi jumlah sperma.
Dr Francisco Dominguez dari University of Valencia and IVI Fertility mengatakan hasil temuan ini dapat membantu para pria yang mengonsumsi tahu atau kedelai terlalu banyak untuk mendapatkan terapi kesuburan lebih dini. Dengan begitu, masalah kualitas sperma yang mungkin menghantui bisa teratasi dengan lebih baik.
Konsumsi kedelai diketahui meningkat cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir. Di Inggris contohnya, Satista mengungkapkan bahwa hampir 83 juta liter susu kedelai terjual di negara tersebut pada 2015. Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan penjualan susu kedelai di Inggris pada 2009 lalu yaitu 75,5 juta liter.