Jumat 06 Jan 2017 16:51 WIB

Tinggal Lebih Dekat ke Jalan Raya Pertinggi Risiko Demensia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Meski masih muda, generasi milenial berpotensi terserang demensia digital akibat tingginya interaksi dengan gawainya.
Foto: pexels
Meski masih muda, generasi milenial berpotensi terserang demensia digital akibat tingginya interaksi dengan gawainya.

REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Sebuah penelitian terbaru menguak keterkaitan demensia dengan tinggal di dekat jalan raya. Pada Kamis (5/1), penelitian dipublikasikan di jurnal medis The Lancet. Studi ini menyebut orang yang tinggal di dekat jalan sibuk punya peluang tujuh persen lebih tinggi mengalami demensia. Risiko ini dimiliki orang yang tinggal sekitar 50 meter dari jalan padat.

"Polusi udara bisa masuk peredaran darah dan memicu inflamasi atau pembengkakan yang terkait dengan penyakit kardiovaskular," kata  Ray Copes. Copes adalah seorang pakar kesehatan dan lingkungan di Public Health Ontario (PHO).

Ia melakukan studi ini bersama para koleganya dari Institute for Clinical Evaluative Sciences. Copes mengatakan polusi bisa mencapai otak melalui aliran darah sehingga bisa membawa masalah neurologis atau syaraf. Pemimpin studi, Hong Chen dari PHO menemukan paparan polutan jangka panjang mempertinggi potensi. Ada dua jenis polutan yang umum dan terkait dengan demensia yakni nitrogen dioksida (NO2) dan partikel halus.

Meski terkait dengan penyakit lupa ini, efeknya tidak menyeluruh. Tim Chen telah merekam lebih dari 6,5 juta penduduk Ontario usia 20-85 tahun dan menemukan 243.611 kasus demensia antara 2001 hingga 2012. Mereka memetakan penduduk di tempat tinggalnya dengan jalanan raya. Peningkatan risiko demensia turun jadi 4 persen bagi orang yang tinggal lebih lebih jauh dari 50 meter hingga 100 meter.

Angka ini turun lagi jadi dua persen jika tinggal di antara 101-200 meter dari jalanan. Jika tinggal lebih jauh dari 200 meter, risiko nol.  Tim juga menghubungkan kondisi ini dengan penyakit neurologis lain seperti Parkinson dan multiple sklerosis. Namun tim tidak menemukan peningkatan risiko.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement