Senin 16 Jan 2017 11:16 WIB

5 Manfaat Mengejutkan di Balik Trampolin

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Permainan trampolin
Foto: Istimewa
Permainan trampolin

REPUBLIKA.CO.ID, Trampolin mungkin lebih dikenal sebagai permainan anak-anak di Indonesia. Padahal, trampolin merupakan salah satu media olahraga yang memberi banyak manfaat baik bagi kesehatan.

"Gerakan dasar ini bisa dilakukan oleh kelompok usia anak sampai dewasa, bahkan oleh orang tua dengan persyaratan tertentu," ujar dokter spesialis kedokteran olahraga dari RS Jakarta Grace Tumbelaka saat ditemui di Jumped Trampoline Fit Club, Scientia Square Park, Serpong, belum lama ini.

Senada dengan Grace, trampolinist sekaligus acrobatic performance specialist asal Kanada, Greg Roe, juga mengungkapkan bahwa olahraga trampolin bisa mencakup beberapa aspek kesehatan sekaligus. Kunci terpenting agar trampolin dapat memberikan manfaat bagi kesehatan ialah dilakukan secara teratur, terukur dan bertahap.

"Orang terkadang terlalu bersemangat dan langsung melompat tinggi. Saya tidak pernah lihat ada cedera jika (trampolin) diikuti setahap demi setahap," kata Greg dalam kesempatan yang sama.

Berikut ini ialah lima manfaat dari berolahraga trampolin yang dirangkum Republika.co.id berdasarkan penuturan Grace dan Greg.

Paket lengkap yang menyenangkan

Kombinasi gerakan yang dilakukan saat berolahraga trampolin tak hanya dapat memenuhi unsur kardio saja tetapi juga unsur aerobik. Selain itu, berolahraga dengan dasar yang fleksibel seperti trampolin juga cenderung low impact sehingga risiko cedera pun cenderung lebih rendah. Grace juga mengatakan olahraga trampolin dapat melatih kekuatan sekaligus keseimbangan dan kelenturan.

"Low impact ini penting untuk orang-orang dengan masalah lutut atau ankle karena tidak menambah benturan," jelas Grace.

Meski mencakup banyak hal, berolahraga dengan trampolin jauh dari kesan melelahkan atau memberatkan seperti olahraga pada umumnya. Sebaliknya, olahraga trampolin ini justru menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga orang-orang tak menyadari bahwa mereka sedang berolahraga.

 Detoksifikasi

Grace mengungkapkan bahwa olahraga trampolin juga dapat memperlancar sistem sirkulasi pada pembuluh darah dan jaringan limfatik. Kelancaran sirkulasi pada pembuluh darah dan jaringan limfatik ini dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh, menurunkan inflamasi serta meningkatkan proses detoksifikasi alami tubuh.

Grace mengatakan proses detoksifikasi memerlukan sistem sirkulasi yang baik di pembuluh darah dan pembuluh limfatik. Oleh karena itu, perbaikan sirkulasi keduanya melalui olahraga trampolin dapat menjadi 'jalan tol' bagi detoksifikasi alami tubuh.

Bakar lemak lebih cepat

Penelitian NASA menunjukkan bahwa melompat di atas trampolin membakar lemak jauh lebih cepat dibandingkan dengan berlari. Dalam durasi olahraga yang sama, berolahraga trampolin dapat membakar lemak 68 persen lebih efektif dibandingkan dengan berlari.

Penelitian lain juga membuktikan bahwa melompat di atas trampolin selama 10 menit dapat membakar kalori tubuh yang sama dengan jumlah kalori yang terbakar dari 30 menit berlari. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tentunya olahraga trampolin juga harus diiringi dengan pola makan yang sehat dan seimbang. "Dilakukan dua kali seminggu dengan pola makan yang sehat dan seimbang," kata Greg.

 

Membantu anak dengan gangguan mental

Grace mengatakan beberapa penelitian menjunjukkan bahwa olahraga trampolin juga baik untuk orang-orang dengan kondisi tertentu, salah satunya ialah anak penyandang disabilitas. Melalui trampolin, kata Grace, anak penyandang disabilitas dapat melatih dan memperkuat stabilitasnya.

Greg juga mengungkapkan bahwa trampolin dapat bermanfaat bagi anak-anak dengan disabilitas secara mental atau autisme. Trampolin, terang Greg, dapat membantu anak-anak dengan gangguan mental untuk lebih memahami masalah koordinasi saat melompat. Di sisi lain, melompat di atas trampolin juga membantu anak-anak dengan gangguan mental untuk menggunakan banyak otot sekaligus memberi stimulasi lebih pada otak. "Mereka hanya perlu melompat ke atas dan ke bawah. Mereka juga menyukai itu dan bisa bersenang-senang," terang Greg.

Memperkuat tulang

Berolahraga trampolin juga diketahui dapat memperkuat otot dan tulang. Dengan tulang yang lebih kuat, risiko osteoporosis pun akan ikut menurun. "Saat berolahraga trampolin Anda tidak menyaradi bahwa Anda sedang berolahraga dan menurunkan risiko osteoporosis. Yang Anda rasakan hanya bersenang-senang," jelas Greg.

Lakukan dengan aman

Baik Grace dan Greg mengatakan bahwa olahraga trampolin merupakan olahraga yang bermanfaat dan juga aman jika dilakukan dengan benar. Meski low impact, olahraga trampolin memerlukan keseimbangan yang baik sehingga anak-anak di bawah usia 5-6 tahun tidak boleh dilepas sendiri.

Selain itu, satu trampolin hanya boleh digunakan oleh satu orang saja untuk menghindari kemungkinan cedera. Penggunaan kaus kaki khusus dengan cengkraman karet di telapak kaki juga penting untuk menghindari kemungkinan terpeleset saat melompat.

Yang tak kalah penting, pemula juga tidak boleh langsung melompat tinggi saat berada di atas trampolin. Pada tahap awal, pemula disarankan untuk melompat biasa ke atas, ke bawah, ke samping, ke depan dan ke belakang secara bertahap hingga bisa menguasai keseimbangan di atas trampolin.

"Belajar untuk mengontrol diri merupakan langkah pertama. Perlu waktu yang sedikit lebih lama dari yang diperkirakan untuk bisa merasa nyaman. Dari situ, Anda bisa mulai menambah variasi gerakan sedikit demi sedikit," ujar Greg.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement