Senin 30 Jan 2017 06:16 WIB

Otak Butuh Banyak Oksigen, Ini Tips Penuhinya

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Otak sehat
Foto: Pixabay
Otak sehat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berat otak memang tidak terlalu besar, hanya sekitar dua persen dari berat badan. Akan tetapi, otak memiliki kebutuhan oksigen yang paling banyak di antara organ-organ lainnya. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, tentu akan ada banyak masalah yang mungkin timbul.

"Kebutuhan oksigen otak 20 persen. Jangan sampai kekurangan oksigen," kata dokter sekaligus Medical Senior Manager PT Kalbe Farma Tbk, Esther Kristiningrum.

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen otak ini, Esther memberikan Empat kiat yang bisa diterapkan oleh masyarakat. Berikut ini ialah kiat-kiatnya.

Hindari Polusi

Salah satu kiat untuk memenuhi kebutuhan oksigen otak, terang Esther, ialah dengan menjaga kebersihan udara di sekitar. Kebersihan udara ini dapat dilakukan dengan menghindari berbagai hal yang dapat menyebabkan terjadinya polusi udara.

Volume Darah Cukup

Hal yang tak kalah penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen otak ialah memastikan bahwa oksigen yang masuk ke dalam tubuh sampai ke jaringan-jaringan tubuh, termasuk otak. Karena oksigen diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah, maka volume darah juga harus terjaga.

"Yang mengikat oksigen kan hemoglobin, jangan sampai kurang, jangan sampai anemia," tambah Esther.

Anemia, terang Esther, dapat disebabkan oleh banyak hal. Akan tetapi, umumnya anemia terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi. Agar terhindar dari anemia, Esther menyarankan konsumsi makanan yang kaya akan zat besi.

Jaga Kondisi Pembuluh Darah

Selain volume darah yang cukup, kondisi pembuluh darah yang baik juga menentukan kelancaran peredaran oksigen ke otak. Perjalanan oksigen mencapai otak bisa terhambat jika pembuluh darah mengalami penebalan atau pengerasan yang dikenal dengan istilah arteriosklerosis.

Arteriosklerosis, jelas Esther, terjadi akibat adanya penumpukan plak atau ateroma yang di antaranya terdiri dari lemak dan kolesterol. Esther mengatakan arteriosklerosis ini terjadi akibat kadar kolesterol yang tinggi. Pencegahan yang bisa dilakukan ialah menjaga pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.

Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan bagian dalam dinding pembuluh darah menjadi tidak rata. Kondisi bagian dalam dinding pembuluh darah yang tidak rata dapat membuat lemak hingga kalsium yang melewati area tersebut tersangkut dan memicu timbulnya plak.

Bagi penderita diabetes, Esther juga menganjurkan agar kadar gula darah tetap dalam ambang batas yang terkontrol. Alasannya, kadar gula darah yang tinggi berisiko dapat merusak pembuluh darah sehingga peredaran oksigen menjadi tidak lancar.

Hidup Sehat

Di samping menjaga makanan, pemenuhan oksigen ke otak juga bisa dibantu dengan melakukan olahraga yang teratur. Olahraga yang teratur diungkap Esther dapat meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen ke berbagai jaringan tubuh, termasuk otak.

Di samping itu, Esther juga mengingatkan pentingnya hidrasi. Mengingat darah juga terdiri dari plasma yang merupakan cairan, maka kekurangan cairan tubuh juga dapat menghambat proses peredaran oksigen yang diangkut darah ke berbagai area tubuh seperti otak.

Esther juga menekankan pentingnya menjaga berat badan yang sehat. Kondisi kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko dari arteriosklerosis.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement