REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli penyakit jantung dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk Dr Antono Antono Sutandar SpJP(K) mengatakan gangguan tiroid dapat menyebabkan kelainan irama jantung atau Atrial Fibrilasi (AF).
"AF merupakan kelainan irama jantung kamar atas (atrium). Salah satu gejala FA yang paling mudah dikenali adalah detak jantung yang tidak teratur," ujar Antono di Jakarta, Selasa (31/1).
Detak jantung tersebut bisa cepat maupun lambat ataupun kombinasi keduanya. Jika AF tersebut terlalu cepat, maka dapat disertai dengan keluhan gagal jantung, seperti sesak napas dan cepat lelah. Sedangkan jika lambat disertai dengan keluhan seperti mau pingsan dan kehilangan kesadaran sementara.
"Pencetus kelainan irama jantung dapat berupa kelainan tiroid; kelainan atrium yang membesar akibat hipertensi, kelainan katup jantung, atau jantung yang lemah; dan sebagian kecil disebabkan oleh kelainan genetik," jelas dia.
Gangguan tiroid baik hipertiroid maupun hipotiroid dapat mengakibatkan detak jantung berdetak lebih cepat dan lambat. Prevalensi pasien AF semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Usia di atas 75-80 tahun dengan prevalensi 10-15 persen. Baik FA yang terus menerus atau yang hilang timbul mempunyai risiko stroke yang meningkat.
Risiko stroke akan meningkat jika penderita ada keluhan gagal jantung, hipertensi, diabetes; berusia lanjut di atas 75 tahun; memiliki sejarah stroke sebelumnya; dan ada penyempitan pembuluh darah otak, jantung, atau kaki.
Dia menjelaskan penanganan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu hidup berdampingan dengan AF untuk mencari keseimbangan irama supaya tidak terlalu cepat atau lambat dan mengembalikan irama menjadi normal.
Hasil jangka panjang kedua metode itu tidak berbeda jauh. Komponen lain yang penting adalah pencegahan stroke yang dilakukan dengan pemberian obat pengencer darah.
"Ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan pasien untuk mendiagnosa kelainan irama jantung yaitu rekam jantung, USG jantung (ekokardiografi/ ECHO), treadmill, MRI, CT Scan, kateterisasi jantung, pemasangan alat rekam jantung hingga operasi bedah jantung," kata ahli jantung lainnya, dr Maizul Anwar, SpBTKV.
Maizul mengatakan perubahan gaya hidup dan bertambahnya kasus-kasus jantung baik yang terdeteksi maupun tidak menjadikan AF sesuatu yang harus diwaspadai.