REPUBLIKA.CO.ID, Hampir semua orang tahu bahwa berkemah bisa mendekatkan diri dengan alam. Penelitian terbaru kini semakin menambah daftar manfaatnya, yakni mengatasi masalah susah tidur.
Studi yang dipublikasikan lewat jurnal Current Biology itu mengungkap, ada perbaikan pola tidur signifikan setelah seseorang pergi berkemah. Pengalaman menginap di alam bebas bisa mengatur ulang jam tubuh sehingga seseorang tidur lebih berkualitas.
Salah satu peneliti, Profesor Kenneth Wright dari University of Colorado Boulder mengatakan, berkemah efektif memberikan tubuh terpaan cahaya alami. Seseorang jadi tak banyak terpapar cahaya artifisial seperti dari televisi, lampu pijar, atau ponsel pintar.
"Temuan kami menunjukkan bahwa hidup di lingkungan modern dengan cahaya buatan berpengaruh buruk terhadap jam alami tubuh, sementara berkemah bisa mengaturnya ulang," ujar Wright, seperti dilansir dari laman iNews.
Untuk hasil terbaik, para peneliti menganjurkan berkemah selama sepekan di bawah sinar matahari musim panas. Sepulang dari kegiatan seru itu, seseorang dijamin pergi tidur lebih awal dan bisa menikmati tidur berkualitas dibandingkan sebelumnya.
Wright dan tim juga menguji kondisi tersebut dalam cuaca berbeda untuk mengetahui dampaknya terhadap pengaturan ulang jam alami tubuh. Mereka mengirim lima orang pergi berkemah selama sepekan saat musim dingin di Colorado, tanpa dibekali senter atau ponsel pintar.
Hasilnya ternyata cukup memuaskan meski cahaya alami saat musim dingin jauh lebih sedikit daripada di musim panas. Jam tubuh alami para pekemah terukur bergeser maju lebih dari 2,5 jam, menyeimbangkan dua jam kemunduran akibat cahaya artifisial.