REPUBLIKA.CO.ID, Banyak tidur dalam budaya timur dianggap tidak sehat dan dikaitkan dengan sifat pemalas. Sebuah laporan yang baru dipublikasikan dalam Journal of Sleep menjelaskan bagaimana tidur bisa sangat bermanfaat, khususnya sewaktu musim flu.
Tim peneliti melibatkan 11 pasangan kembar identik dewasa. Dalam satu pasangan kembar, satu orang diminta tidur teratur, sementara lainnya tidak. Percobaan ini dilakukan selama dua pekan.
Peneliti kemudian mengambil sampel darah dari semua responden di hari terakhir dan memantau RNA mereka, mencari perbedaan bentuk gennya. Rata-rata hasil menunjukkan mereka yang tidak cukup tidur mengalami penurunan aktivitas sistem kekebalan tubuh di beberapa wilayah dalam tubuh. Hal ini membuat seseorang rentan terhadap kuman pembawa penyakit, khususnya flu.
"Hasilnya semua sama yang menunjukkan orang yang kurang tidur, kemudian diberi vaksin, respons antibodinya rendah. Jika orang yang kurang tidur tersebut rhinovirus, mereka lebih potensial terserang virus," kata penulit utama, Nathaniel Watson dari University of Washington Medicine Sleep Center, dilansir dari Mental Floss.
Studi ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa tidur cukup menjamin kesehatan secara keseluruhan, khususnya meningkatkan kekebalan tubuh. Kategori tidur yang baik biasanya ditunjukkan empat kriteria.
Pertama, Anda bisa tertidur maksimal 30 menit atau kurang dari itu. Kedua, Anda bangun tidak lebih dari satu kali setiap malam. Ketiga, jika Anda bangun di tengah malam, Anda bisa kembali lelap dalam waktu kurang dari 20 menit. Keempat, Anda menghabiskan waktu setidaknya 85 persen di tempat tidur. Jika pola tidur Anda berbeda dari keempat kriteria di atas, mungkin sudah saatnya Anda berkonsultasi dengan dokter.