REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Virus HPV (human papilloma virus) merupakan penyebab hampir seluruh kasus kanker serviks yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Sering berganti pasangan seksual, usia muda saat pertama kali berhubungan seksual, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan penurunan sistem imun diduga juga berkontribusi pada kejadian kanker serviks.
Menurut data WHO, kanker serviks di Indonesia merupakan kanker tersering ke-2 setelah kanker payudara yang terjadi pada wanita dengan rentang usia 15 - 44 tahun, dan Indonesia merupakan negara ke-4 terbanyak dengan kanker serviks di dunia.
"Untuk itu sangat perlu diketahui apa saja gejala dan tanda dari kanker serviks yang harus diperhatikan," ujar Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr Rinto Riantori, SpOG kepada Republika Online, Rabu (15/3).
Dokter Rinto menjelaskan kanker serviks pada stadium awal bisa tidak memiliki gejala pada wanita namun apabila pertumbuhan sel kanker sudah progresif, beberapa gejala dan tandanya dapat terlihat di antaranya adalah adanya nyeri saat berhubungan.
"Perdarahan abnormal dari organ kewanitaan setelah berhubungan atau pada wanita yang sudah menopause, terdapatnya bercak maupun perdarahan pada saat sedang tidak dalam siklus haid, dan darah haid sangat banyak dengan periode haid menjadi lebih lama," ungkap dokter kandungan yang berpraktek di RS Bunda Dalima BSD dan RS Medika BSD ini.
Menurutnya, keluar cairan yang tidak biasa dari organ kewanitaan dengan warna putih bening cair hingga kecoklatan, berbau busuk, kadang disertai dengan bercak darah, biasanya mendahului keluhan sebelum munculnya perdarahan.
Keluhan lanjut yang umumnya terjadi adalah adanya nyeri pada perut bagian bawah, panggul atau punggung, sulit buang air kecil atau besar, pembengkakan pada satu atau kedua tungkai, badan terasa lemah dan turun berat badan.
Pemeriksaan pap's smear dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya sel abnormal pada serviks. "Sel abnormal pada serviks ini memiliki 3 stadium dimana stadium 1 dan 2 dapat sembuh spontan walau tidak diobati, namun tetap memiliki risiko berkembang menjadi kanker serviks," kata dr Rinto.
Apabila memiliki gaya hidup yang berisiko terjangkit kanker serviks serta memiliki gejala dan tanda yang telah disebutkan, dianjurkan segera datang ke dokter Spesialis Kandungan sehingga dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih dini untuk menghindari berkembangnya sel kanker menjadi lebih ganas dan menyebar ke organ yang lain.