Sabtu 18 Mar 2017 04:00 WIB

Cegah Stroke, Hindari Stres dan Ikuti Gaya Hidup Sehat

Rep: Dyah Ratna Meta Novia / Red: Andi Nur Aminah
Penderita penyakti stroke dirawat di rumah sakit.
Foto: dok.Republika
Penderita penyakti stroke dirawat di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stroke merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Ini merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena bisa menimbulkan kecacatan seperti lumpuh.

Dokter Spesialis Bedah Syaraf RS Premier Jatinegara, Wismaji Sadewo mengatakan, stroke menduduki peringkat pertama penyebab kematian pada kelompok penyakit degeneratif. "Banyak pasien meninggal akibat stroke," katanya, Jumat, (17/3).

Bagi penderita yang selamat, terang dia, terkadang mengalami kecacatan seperti lumpuh, lumpuh setengah badan, atau kehilangan memori. Ini bisa membuat pasien merasa menderita. 

Makanya, Wismaji mengatakan, daripada mengobati setiap orang sebaiknya melakukan upaya mencegah terserang stroke. Ini bisa dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat.

Gaya hidup sehat, dia menjelaskan, antara lain dengan makan makanan bergizi, makan buah dan sayur, melakukan olahraga, dan menghindari stres. Selain itu kalau bekerja tak usah terlalu ngoyo alias harus bisa beristirahat dengan cukup.

Guna menghindari stroke dia menyarankan sebaiknya orang tak merokok. Kalau perlu perokok berhenti merokok dan mulai gaya hidup sehat.

Meski demikian, jelas Wismaji, jika seseorang pada akhirnya terkena stroke sebenarnya ada pengobatannya. Apalagi saat ditemukan teknologi baru untuk mengobati stroke, yakni metode Digital Substraction Angiography (DSA). "Dengan metode DSA penanganan stroke memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi. Selain itu masa pengobatannya tak makan waktu lama," kata dia.

Melalui DSA, lanjutnya, dokter bisa mendapatkan gambaran akurat mengenai kondisi pembuluh darah otak pasien stroke. DSA memiliki keunggulan dalam menangani pasien sangat unggul dan akurat untuk stroke karena penyumbatan pembuluh darah maupun karena perdarahan.

Melalui DSA pasien tak perlu operasi besar seperti pengangkatan batok kepala atau bedah toraks. Metode DSA bisa menyentuh daerah paling dalam meski letaknya di balik tulang yang sulit dilihat dengan mata.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement