REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan modern mempengaruhi banyak aspek di kehidupan. Salah satunya termasuk dalam urusan konsumsi, yang sesungguhnya tidak selalu bermanfaat bagi.
Direktur kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eni Gustina mengatakan, manusia termasuk ibu hamil yang bersikap sok modern semakin meninggalkan konsumsi sayur dan buah. Konsumsi makanan siap saji menjadi lebih utama.
Eni mengakui, saat ini jumlah ibu-ibu hamil yang suka makan sayur dan buah semakin menurun. Tak hanya ibu-ibu, semua kalangan termasuk anak-anak, remaja, hingga dewasa juga semakin sedikit yang makan sayur dan buah. Ia menjelaskan, dulu pada era 1960-1970-an, para ibu masih masak di rumah dan masih memiliki lahan yang ditanami sayur karea luasnya pekarangan halaman belakang yang bisa ditanami sayuran.
"Tetapi perkembangan dunia setelah bertahun-tahun, terlena dengan era modern jadi begitu ada restoran siap saji (junk food) atau bermerek langsung hapal karena dibiasakan makan di sana," katanya,
Apalagi, ia melanjutkan, banyak perempuan bekerja yang menganut gaya hidup tak mau repot. Jadi, ketika pagi hari tidak sarapan, begitu balik ke rumah mungkin masak mi instan lagi. Pola hidup itu terbawa sampai dia hamil.
"Nah, kita ingin megembalikan lagi ke alam yang seperti dulu," ujarnya.
Ia menegaskan, sayur dan buah memiliki kandungan yang penting untuk tubuh dan bagus untuk janin seperti asam folat, anti oksidan, anti peradangan. Selain itu pihaknya berusaha memperkuat usaha kesehatan sekolah (UKS) integrasi makan di sekolah. Sehingga bisa diketahui makanan yang dikonsumsi para murid.