Rabu 05 Apr 2017 17:23 WIB

Peneliti: Zika Sebabkan Cacat Lahir 1 dari 10 Kehamilan

 wisatawan berjalan melewati sebuah banner himbauan kewaspadaan terhadap virus Zika di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang.
Foto: EPA/Mast Irham
wisatawan berjalan melewati sebuah banner himbauan kewaspadaan terhadap virus Zika di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Sekitar satu dari 10 perempuan hamil dengan paparan Zika memiliki janin atau bayi dengan cacat bawaan. Kesimpulan itu didapat dari hasil penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang disampaikan Selasa (4/4) waktu Amerika Serikat.  

Laporan itu merupakan yang pertama mengulas sekelompok perempuan Amerika Serikat dengan jelas, memastikan hasil uji paparan Zika selama kehamilan.

Zika, yang semula dianggap penyakit ringan, dengan wabah besar virus itu dimulai di Brazil pada 2015 namun dengan cepat menyebar di Amerika Serikat. Virus nyamuk ini ternyata dapat menyebabkan kerusakan parah pada otak dan membuat mikrosefalus atau ukuran kepala bayi di bawah normal, jika perempuan terpapar selama kehamilan.

"Zika terus menjadi ancaman bagi perempuan hamil di seluruh Amerika Serikat," kata Direktur CDC Dr Anne Schuchat dalam sebuah pernyataan. "Dengan cuaca hangat dan musim nyamuk baru, pencegahan sangat penting untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi."

Bayi yang terkena Zika dapat memiliki sindrom bawaan Zika, yang meliputi kelainan otak, masalah penglihatan, gangguan pendengaran, dan gangguan gerak anggota badan.

Penelitian ini berasal dari laporan kehamilan dengan Zika di CDC, yang meliputi data dari daratan Amerika Serikat dan semua wilayah Amerika Serikat kecuali Puerto Rico. Para peneliti menganalisa data pada hampir 1.000 kehamilan pada tahun 2016 di antara perempuan yang memiliki beberapa gejala dari infeksi Zika. Sebagian besar terinfeksi akibat melakukan perjalanan ke daerah di mana virus itu aktif menyebar.

Dari 1.000, 51 atau sekitar 5 persen memiliki bayi atau janin dengan satu atau lebih cacat lahir terkait Zika. Karena

keterbatasan pengujian, hanya tes yang dilakukan dalam beberapa pekan pertama Zika yang dapat menguji keberadaan virus Zika.

Regu itu juga menganalisa 250 perempuan dengan hasil tes definitif untuk Zika. Di antaranya, sekitar satu dari 10 memiliki janin atau bayi dengan cacat lahir.

Risiko ini bahkan lebih tinggi pada perempuan yang terinfeksi pada trimester pertama kehamilan, di mana 15 persen kehamilan mengakibatkan janin atau bayi dengan cacat lahir.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tiga dari empat bayi yang terpapar Zika belum menerima pencitraan otak setelah lahir untuk mendiagnosa cacat lahir.

"Kami tahu bahwa beberapa bayi memiliki cacat otak bawaan, yang tidak terlacak saat lahir. Karena kami tidak memiliki laporan pencitraan otak untuk sebagian besar bayi, data kami saat ini mungkin secara berarti meremehkan dampak Zika," kata Peggy Honein pada jumpa pers.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement