Ahad 09 Apr 2017 09:36 WIB

ASI, Pencegah Alergi Paling Utama

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Ibu menyusui bayinya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu menyusui bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air Susu Ibu (ASI) diketahui mengandung banyak nutrisi. ASI merupakan makanan utama bayi sejak dilahirkan sampai usia enam bulan. Selain itu, ASI juga ternyata bisa menjadi pencegah terjadinya alergi pada anak yang alergi terhadap protein susu sapi. Hal ini diungkapkan oleh Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes.

“Manfaat pemberian ASI, ASI merupakan salah satu usaha nutrisi mencegah anak bakat alergi bahkan untuk pengobatan. Atopik ada riwayat dalam keluarga. Harus diberikan ASI. Salah satu nutrisi pencegah alergi berdasarkan riwayat alergi. ASI bisa merangsang toleransi terhadap zat makanan,” jelasnya dalam acara Media Gathering Sarihusada -  Si Kecil Tetap Ceria Karena Bunda Tanggap Alergi, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan selama menyusui ibu boleh makan apa saja kecuali ibu alergi makanan tertentu. Tapi kalau anak sudah alergi terhadap protein susu sapi, sebaiknya gunakan ASI. Selama menyusui ibunya pantang tidak boleh makan susu sapi dan makan yang mengandung susu sapi.

Durasi menyusui eksklusif pada anak sebaiknya dilakukan untuk semua bayi, ASI ekslusif direkomendasikan setidaknya empat sampai enam bulan pertama kelahirannya. Di Indonesia menyusui ekslusif sampai enam bulan. ASI juga tetap diberikan hingga di atas enam bulan. “Enam bulan ASI ekslusif salah satu usaha pencegahan pada anak-anak risiko alergi,” ujarnya.

Tapi, lanjutnya, kalau tidak memungkinkan ASI, karena operasi atau alasan medis anak dengan bakat alergi sebaiknya diberikan susu formula hidrolisat atau susu formula hipoalergenik yang terhidrolisasi. Protein formula hipoalergenik dihirolisis menjadi peptide dan asam amino pendek. Protein atau peptida dengan rantai peptide kebih pendek dan molekul lebih kecil memiliki alergenisitas lebih rendah.

“Dengan pemanasan rangkaian asam amino akan dipotong-potong. Kemungkinan ada rangkaian asam amino yang dipotong. Ada parsial ada yang panjang. Kemungkinan ada yang rangkaian tidak bisa timbulkan alergi,” ujarnya.

Ia menambahkan kalau terpaksa tidak bisa memberikan ASI untuk pencegahan gunakan susu formula hidrolisat parsial. tapi kalau anak sudah terbukti alergi, gunakan susu formula formula  atau susu formula asam amino  boleh pakai kedelai atau soya. Ini tidak boleh untuk pencegahan hanya pengobatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement