Selasa 11 Apr 2017 10:39 WIB

Tatalaksana Anak Alergi Menurut Pakar

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Susu sapi sering menjadi sumber alergi anak.
Foto: Pixabay
Susu sapi sering menjadi sumber alergi anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof Budi Setiabudiawan SpA(k), M. Kes, mengatakan untuk mengatasi anak alergi susu sapi, sebaiknya orangtua melakukan identifikasi dan memastikan bahwa penyebab gejala adalah protein susu sapi. Pendekatan tatalaksana namun berbeda pada bayi sampai dengan umur enam bulan, dengan anak usia enam bulan sampai satu tahun dan sesudahnya menurut jenis asupan nutrisinya.

Pada bayi enam bulan, makanan utama adalah cairan susu. Bila bayi mendapatkan ASI eksklusif dan sudah terbukti alergi susu sapi, maka ASI eksklusif diteruskan. Ibu harus menghindari makanan yang mengandung protein susu sapi dan produknya. Jadi hati-hati membaca label makanan dan pastikan nutrisi mencukupi.

Bila bayi tidak mendapatkan ASI karena indikasi medis, maka sesuai rekomendasi IDAI sebagai alternatifnya dapat diberikan formula ekstensif hidrolisa, formula asam amino atau formula soya.

Untuk anak enam bulan sampai satu tahun, nutrisi utama didapatkan dari susu, akan tetapi makanan padat mulai diperkenalkan. Bila sebelumnya ASI eksklusif, maka pemberian ASI diteruskan dan ibu masih melakukan penghindaran. Untuk makanan padat, makanan padat buatan sendiri dengan menghindari susu dan produknya, bila menggunakan makanan olahan atau siap pakai, berhati-hatilah membaca label.

Sementara pada anak di atas satu tahun, dilakukan upaya untuk mengetahui apakah seorang anak sudah toleran atau belum terhadap protein susu sapi. Bila masih alergi maka asupan ASI atau susu mengikuti cara pemberian sebelumnya. Bila makanan padat sudah cukup memberi kalori, maka susu tidak lagi menjadi sumber gizi utama, pemberian susu dan jenisnya disesuaikan diagnosa paling (masih alergi, sudah toleran).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement