REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan kejang seringkali dialami penyandang epilepsi tanpa kenal waktu dan tempat. Meski kejang berlangsung dalam waktu singkat, orang-orang di sekitar penyandang epilepsi perlu memberi pertolongan pertama dengan tepat.
"Pertama, kita harus tenang dulu," kata spesialis saraf dari RSU Bunda, dr Irawati Hawari SpS saat ditemui dalam Seminar Bedah Epilepsi di RSU Bunda pada Jumat (14/4).
Langkah kedua, posisi tubuh penyandang epilepsi perlu dimiringkan jika kejang yang dialami cukup berat. Hal lain yang perlu dilakukan ialah menjauhkan penyandang epilepsi dari benda-benda berbahaya.
Salah satu kesalahan yang umum dilakukan oleh orang di sekitar penyandang epilepsi yang kejang ialah berusaha untuk mendiamkan gerakan kejang. Padahal Irawati mengatakan penyandang epilepsi sebaiknya didiamkan saat kejang berlangsung.
"Kalau misalnya tangan (penyandang epilepsi) terlipat, jangan dilurus-lurusin. Kita diamkan saja," kata Irawati menjelaskan.
Meski lebih baik didiamkan, Irawati mengatakan orang di sekitar penyandang epilepsi perlu memperhatikan waktu kejang. Irawati mengatakan kejang rata-rata terjadi selama 1-2 menit.
Ketika kejang berhenti, penyandang epilepsi biasanya akan merasa lelah, bingung, atau langsung tidur. Dalam keadaan ini, Irawati mengatakan penyandang epilepsi tidak boleh langsung diberikan minum atau apapun.
"Karena dia belum sadar benar," ungkap Irawati.
Penyandang epilepsi dapat dikatakan sadar sepenuhnya jika ia sudah bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang di sekitar. Dalam kondisi ini, penyandang epilepsi baru boleh diberikan minum.