REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perempuan-perempuan yang tinggal serumah biasanya memiliki siklus menstruasi bersamaan. Umumnya, jika seseorang sedang mengalami menstruasi, tak lama kemudian rekan satu rumahnya akan menyusul mengalami menstruasi. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan hal sebaliknya.
Dalam sebuah studi pada 1971 yang meneliti siklus bulanan mahasiswa yang tinggal satu asrama ditemukan bahwa wanita-wanita yang tinggal bersama punya siklus bulanan berdekatan. Salah satu hipotesisnya adalah feromon yang dilepaskan wanita memengaruhi siklus bulanan wanita lain yang tinggal bersama. Namun penggunaan metode statistik studi ini kemudian dikritik.
Sebuah studi terbaru menggunakan aplikasi gawai Clue. Tim dari Clue bekerja sama dengan para peneliti dari Oxford University menganalisis data 1.500 wanita yang mengikuti survei mereka. Para peneliti kemudian mengerucutkan responden menjadi 360 pasang wanita yang punya hubungan dekat dan menggunakan Clue.
Dari pengamatan selama tiga bulan, 273 pasangan tercatat punya tanggal awal dan akhir menstruasi berbeda. Hanya 79 pasangan yang tanggal menstruasinya bersamaan. "Mereka yang tinggal satu atap juga tidak membuat kecocokan tanggal siklus bulanan jadi meningkat," kata analis data Clue, Marija Vlajic, seperti dikutip The Guardian pekan ini.
Uji statistik yang mereka lakukan juga menunjukkan siklus bulanan para responden justru tidak bersamaan. Adalah alami dalam serial matematis yang terus diulang, justru memunculkan ketidaksamaan.