REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur RS Umum Siloam Kupang dr. Hans Lie mengatakan, gaya hidup merupakan salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien jantung koroner. Pasien yang memiliki riwayat kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi, atau obesitas amat berpotensi menderita penyakit jantung koroner.
"Dari waktu ke waktu jumlah pasien terus bertambah. Jika dulu yang berisiko yaitu mereka yang berusia 35 tahun ke atas kini penyakit jantung koroner sudah ditemui orang berusia 20 tahunan," ungkap Hans dalam siaran persnya, Jumat (21/4).
Guna mencegah penyakit jantung koroner, ujar dia, pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan deteksi awal penyakit jantung koroner. Salah satunya dengan pemeriksaan CT scan calcium score. Kepala Departemen Radiologi RS Umum Siloam Kupang dr. Edwin H Pandjaitan mengatakan, pemeriksaan CT scan calcium score perlu dilakukan oleh pasien yang pola hidupnya kurang sehat untuk jantung. CT scan calcium score dilakukan menggunakan sinar X secara langsung ke jantung. Tujuannya, terang dia, untuk melihat kondisi pembuluh darah kororner manusia. Bila memang ada sumbatan atau plak kalsium di pembuluh darah, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan sejumlah spesialis terkait sebagai bentuk tindak lanjutnya. Pemeriksaan CT scan calcium score berlangsung selama 10-15 menit. Pasien akan disinar menggunakan radiasi dengan dosis yang rendah, sehingga masih aman bagi organ tubuh. "Meski demikian, pemeriksaan ini tidak disarankan bagi ibu hamil, karena efek radiasinya," ujar Edwin. Pemeriksaan CT scan calcium score dapat dilakukan setahun sekali. Semakin tinggi resiko penyakit jantung koroner maka semakin perlu rutin melakukan pemeriksaan calcium score.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement