REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dokter Ari Fahrial Syam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan, puasa dapat menurunkan berat badan. Hal ini diungkapkannya berdasarkan penelitian RSCM pada 2013 tentang perubahan komposisi tubuh selama puasa Ramadhan.
Menurut Ari, penelitian ini dilakukan pada 43 subjek sehat yang merupakan para staf medis di RSCM. Pada seluruh subjek penelitian dilakukan pemeriksaan komposisi tubuh dengan menggunakan alat khusus yaitu GAIA 359 plus. Kemudian melakukan pemeriksaan antropometri serta analisa asupan makan selama puasa Ramadhan.
Pemeriksaan komposisi tubuh ini dilakukan pada hari pertama puasa dan hari ke-28 Ramadhan. Pada empat sampai lima pekan setelah puasa Ramadhan juga dilaksanakan pemeriksaan. Di penelitian ini, setiap subjek penelitian dibebaskan untuk melakukan asupan makan selama sahur dan berbuka.
“Serta dibebaskan tetap melakukan aktivitas fisik seperti biasa,” ujar Ari melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id.
Hasil penelitian tersebut membuktikan terjadi penurunan berat badan selama bulan Ramadhan. Selain itu, terjadi juga perubahan komposisi tubuh khususnya lemak tubuh, kecuali komposisi proteinnya.
Ari menjelaskan, aktivitas fisik meningkat pada malam hari berupa ibadah shalat taraweh dan tambahan shalat sunnah lainnya ternyata berpengaruh pula pada kesehatan tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan komposisi lemah tubuh. Kondisi ini bisa terjadi walau asupan makannya tidak berubah.
“Tentu kondisi ini akan lebih baik lagi jika asupan makan juga dapat dikendalikan selama puasa Ramadhan, apalagi sebagian masyarakat sering melakukan ‘balas dendam’ saat berbuka puasa,” tambah dia.