REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kejadian prediabetes di Indonesia meningkat setiap tahunnya dan jumlahnya dua kali lipat dari angka penderita diabetes. Melihat tingginya prevalensi prediabetes, Nutrifood bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, dan Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) mengadakan program edukasi “Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes” yang diikuti oleh 100 dokter umum puskesmas di lima wilayah DKI Jakarta.
Meski jumlah prediabetes di Indonesia semakin tinggi, namun manajemen untuk pasien prediabetes belum banyak dikaji. Selain itu, kurangnya pedoman dan upaya deteksi dini prediabetes membuat kondisi prediabetes tidak diketahui dan tidak teramati.
Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolisme, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, drg Dyah Erti Mustikawati, MPH, mengatakan, Kemenkes, khususnya Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, menyambut baik inisiatif berbagai pihak dalam mengadakan program edukasi Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes.
“Kami mengimbau dokter-dokter puskesmas untuk turut berperan aktif dalam menggalakkan gerakan deteksi dini prediabetes di masyarakat. Semoga dengan diadakannya program edukasi ini dapat memberi pengaruh positif dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang terhindar dari bahaya penyakit DMT2,” ujar Dyah dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/5).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr R Koesmedi Priharto, SpOT, M.Kes menambahkan, Dinkes DKI juga sangat mengapresiasi program edukasi Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes yang ditujukan pada dokter umum puskesmas. Tenaga kesehatan, kata dia, memegang peranan penting untuk menjaga agar fase prediabetes tidak berkembang menjadi DMT2, tidak terkecuali dokter-dokter umum puskesmas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Dengan dijalankannya program ini, kami berharap dokter-dokter umum puskesmas dapat melakukan deteksi dini prediabetes dan mengedukasi pasien mengenai tata cara pencegahan prediabetes, meskipun pasien-pasien yang datang ke puskesmas tidak mempunyai keluhan DMT2.”
Head of Nutrifood Research Center Susana mengatakan, Nutrifood menyambut baik respons positif dari Kemenkes, BPOM, Dinkes DKI Jakarta, dan Persadia. Menurut Susana, program itu merupakan kelanjutan dari rangkaian program edukasi ‘Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak (GGL) dan Baca Label Kemasan Makanan’ sebagai dasar edukasi pencegahan penyakit tidak menular (PTM).”
Adapun program edukasi ‘Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak (GGL) dan Baca Label Kemasan Makanan’ telah dilaksanakan sejak 2013 melalui kegiatan edukasi yang ditujukan bagi kader PKK DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu, Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia, serta aktivitas deteksi dini diabetes di 25 pasar tradisional DKI Jakarta. Selain itu, ada juga program edukasi kepada dokter-dokter seluruh DKI Jakarta. edukasi yang ditujukan pada media massa di Jakarta, Medan, Makassar, Bandung, Manado, Semarang, dan Yogyakarta, serta advokasi dan edukasi yang diberikan kepada tataran pemerintah provinsi dan kota, diantaranya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Daerah DI Yogyakarta, dan Pemerintah Kota Bandung.
“Seluruh program dijalankan dengan tujuan mengedukasi dan mengadvokasi berbagai pihak agar proaktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” kata Susana.
Pada 2017, program dilanjutkan dengan mengedukasi dokter-dokter umum puskesmas wilayah DKI Jakarta yang dalam kesehariannya bersentuhan langsung dengan masyarakat. “Kami berharap program ini dapat memotivasi para dokter umum puskesmas untuk terus bekerja keras mewujudkan masyarakat yang sehat dan terhindar dari prediabetes dan DMT2,” ujar Susana.