Selasa 16 May 2017 09:44 WIB

Kenali IBS, Penyakit yang Menyerang 15 Persen Populasi Manusia

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Sakit perut
Foto: pixabay
Sakit perut

REPUBLIKA.CO.ID, Inflammatory Bowel Syndrome (IBS) merupakan gangguan motilitas usus yang 'menyumbang' setidaknya setengah dari semua masalah gastrointestinal yang ada. Diperkirakan sekitar 15 persen populasi manusia saat ini mengalami IBS.

IBS ditandai dengan adanya kejang pada kolon atau usus besar, diiringi oleh sembelit dan diare berulang, mulas, kram serta perut yang terasa dipenuhi gas. Gejala lain yang mungkin dirasakan penderita IBS ialah nyeri di bagian perut, rasa kembung dan kotoran berlendir.

Gejala-gejala IBS pada umumnya tidak khusus dan mirip dengan berbagai penyakit serta kondisi lain. Beberapa kondisi yang lebih serius seperti penyakit celiac, inflammatory bowel disease (IBD) hingga penyakit crohn juga memiliki gejala yang sama. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut sebelum terapi diberikan.

Menurut penelitian terbaru, gejala IBS bisa dipicu oleh berbagai di mana salah satunya berkaitan dengan peran sistem kekebalan tubuh dan ketidakseimbangan di mikroflora usus akibat parasit. Infeksi bakteri, penggunaan antibiotik, obat-obatan hingga pereda nyeri yang sering dan menyebabkan inflamasi juga berisiko memicu timbulnya gejala IBS.

Seperti dilansir Indian Express, gejala IBS juga seringkali diperburuk oleh kondisi psikologis. Salah satu kondisi psikologis yang dapat memperburuk gejala IBS adalah stres.

Gejala IBS juga dapat diperburuk oleh beberapa jenis makanan dan minuman seperti susu, teh, kopi, buah-buahan sitrus hingga beberapa jenis sayuran. Kombinasi makanan berat, pedas, berminyak dan gorengan juga tak jarang menimbulkan rasa tak nyaman sekaligus memperparah gejala pada penderita IBS.

Berdasarkan keluhan-keluhan tersebut, penderita IBS perlu menjalani pola makan sesuai pedoman di mana ada beberapa makanan dan minuman yang harus dihindari. Beberapa yang perlu dihindari ialah susu, gandum, jagung, teh, kopi dan alkohol.

Secara umum, beberapa jenis pola makan seperti pola makan bebas gluten, rendah gula, FODMAP dan juga konsumsi probiotik juga dapat memberikan manfaat baik bagi penderita IBS. Kesehatan usus juga perlu ditunjang oleh makanan-makanan yang memiliki sifat anti inflamasi seperti lemak omega 3, virgin coconut oil hingga kunyit dan jahe.

Akan tetapi, tiap individu memiliki respon beragam terhadap jenis-jenis pola makan ini. Terapi dengan mengatur pola makan perlu disesuaikan untuk tiap individu, termasuk jenis makanan yang mungkin memperburuk gejala. Tes intoleransi makanan hingga pengaturan diet oleh tenaga ahli sangat disarankan untuk terapi pengaturan pola makan jangka panjang.

Hingga saat ini, belum ada persetujuan mengenai penyebab pasti terjadinya IBS. Oleh karena itu, saat ini pun belum ada terapi IBS yang berlaku secara universal untuk membantu pasien IBS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement