Senin 29 May 2017 20:14 WIB

Dua Penyakit Ini Paling Banyak Diderita Lansia

Rep: Rr Laeny Sulistywati/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Kesehatan lansia
Foto: Republika/Musiron
Ilustrasi Kesehatan lansia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, hipertensi atau tekanan darah tinggi dan arthritis atau radang sendi adalah penyakit-penyakit yang terbanyak diderita lanjut usia (lansia).

Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes dr Eni Gustina, MPH mengatakan, berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) 2013, prevalensi masalah kesehatan terbanyak diderita lansia adalah hipertensi. Untuk usia 55-64 tahun sebesar 45,9 persen, umur 65-74 tahun 57,6 persen, dan di atas 75 tahun 63,8 persen.

Kemudian peringkat kedua adalah radang sendi, disusul penyakit stroke, lanjut diabetes melitus (DM). Peringkat selanjutnya adalah kanker, jantung koroner, batu ginjal.

Gagal jantung juga jadi masalah kesehatan lansia. Gagal ginjal juga diderita kaum manula dengan prevalensi 0,5 persen usia 55-64 tahun. Sebanyak 0,5 persen usia 65-74 tahun, dan 0,6 persen usia di atas 75 tahun.

"Biasanya di atas 50 tahun akan ada keluhan penyakit-penyakit tersebut," ujarnya. Ia membenarkan kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat dan kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup seperti pola makan dengan gizi tak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok.

Padahal, ia menyebutkan 2030 Indonesia dituntut masuk pada era bonus demografi. Artinya anak-anak yang sekarang sudah naik tingkat pada usia produktif.  Komposisinya cukup mayoritas 70 persen penduduk Indonesia adalah usia produktif.  "Kalau misalnya lansia membebani anak-anak kita pasti kita tidak mau," ujarnya saat temu media dalam rangka hari peringatan lanjut usia nasional (HLUN) 2017, di Jakarta, Senin (29/5).

Untuk itu, Kemenkes diakuinya ingin menjadikan lansia sehat, mandiri, aktif, produktif. Ini sebagai upaya membangun kesadaran agar siap menghadapi usia lanjut.

Di tingkat nasional, ia menyebut ada rencana aksi nasional kesehatan lansia. Diantaranya komunitas Kemenkes ada pos pembinaan terpadu (posbindu). Posbindu ini diakui sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) sebagai wadah pelayanan kepada lansia di masyarakat.  

Selain itu sebanyak 2.432 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) santun lansia. Artinya sudah ada tenaga terlatih melayani lansia dan loket pendaftaran melayani lansia.

"Mengambil obatnya pun sama, biasanya one stop service sehingga tidak perlu antre," katanya. Ia menambahkan, toilet untuk manula di puskesmas juga ramah lansia,  diupayakan misalnya ada pegangannya.

Ia menambahkan, Kemenkes terus melakukan upaya mengarah ke promotif, preventif bagaimana menjaga kebugaran lansia.  "Ini upaya kemenkes untuk mendapatkan lansia ke depan sehat, aktif, produktif," ujarnya.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement