Jumat 02 Jun 2017 05:26 WIB

Kurangi Minuman Manis untuk Keberhasilan Diet

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Israr Itah
Berbagai jenis minuman manis (ilustrasi)
Berbagai jenis minuman manis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Anda merasa program diet yang dijalani tak menunjukkan hasil berarti. Padahal, Anda sudah berusaha keras mengontrol makanan sesuai program. Olahraga untuk mendukung diet juga dilakukan.

Jika ini yang terjadi, mungkin saatnya Anda memerhatikan konsumsi minuman Anda. Karena minuman yang manis seperti soda dan jus menghasilkan jumlah kalori mengejutkan ketika Anda konsumsi setiap hari.

Pakar diet ahli gizi di Pusat Kanker Memorial Sloan New York, Anselmo menyarankan kliennya yang mencoba menurunkan berat badan untuk berhenti meminum minuman berkalori.

"Jika Anda minum 500 kalori cairan versus menyantap 500 kalori makanan, Anda akan merasa kurang kenyang. Ini merupakan salah satu alasan mengapa soda dan minuman manis adalah hal yang mengerikan. Anda tidak merasakan kepenuhan," ujar Anselmo kepada Business Insider.

Peneliti dari Universitas Harvard dan  Children's Hospital di Boston telah menguji gagasan ini dalam sebuah studi delapan tahun yang melibatkan hampir 50 ribu wanita.

Bila dibandingkan dengan peserta yang mengurangi asupan minuman manis seperti soda atau fruit punch, mereka yang mulai meminum lebih banyak minuman manis justru menaikkan berat badan dan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. 

Semakin banyak asupan minuman manis mereka meningkat, semakin banyak bobot yang mereka dapatkan dan semakin banyak risiko penyakit yang akan mereka alami.

"Saat minum kalori cair, orang sering kali makan lebih banyak kalori secara keseluruhan," ujar Richard Mattes, seorang profesor nutrisi di Purdue University mengatakan kepada Live Science.

Sehingga yang menjadi kunci saat  Anda mencoba menurunkan berat badan, Anda bisa mulai dengan mengurangi asupan minuman manis Anda seperti jus, soda, dan fruit punch. Sebagai gantinya, mulai biasakan mengonsumsi air putih!

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement