REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makan keju sering dikaitkan dengna gangguan kesehatan sebab mengandung kalori, sodium, lemak dan kolesterol tinggi. Padahal menurut penenlitian makan keju memiliki kebaikan pula.
Sebuah studi dari University of Copenhagen yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association telah menemukan mengonsumsi keju secukupnya dapat menurunkan risiko terserang penyakit jantung. Bahkan studi tersebut mengungkapkan keju membuat hidup lebih lama.
Periset mengungkapkan konsep yang disebut "Paradoks Prancis" yang merujuk pada kondisi masyarakat Prancis. Negara tersebut memiliki jumlah yang rendah untuk pasien penyakit jantung, padahal mereka merupakan pengonsumsi keju tertinggi di dunia.
Melalui kondisi tersebut, periset menentukan jika keju merupakan makanan dengan tinggi protein, kalsium, dan vitamin B-12. keju pun memiliki komposisi protein dan emak yang seimbang sehingga membuat perut kenyang lebih lama.
"Efek pada kesehatan makanan adalah kombinasi antara nutrisi, dan metode yang digunakan dalam persiapan atau produksi. Oleh karena itu kita harus menilai makanan dalam konteks," kata pemimpin studi Dr Tanja Kongerslev Thorning dikutip dari Indy00, Senin (5/6).
Keju memang memiliki tingkat natrium yang cukup tinggi, namun penelitian itu menunjukkan jika tidak menjadi masalah. Dulu keju dikhawatirkan akan menjadi penyebab munculnya hipertensi, dan konsep itu telah dibantah melalui penelitian University of Copenhagen.
"Ada banyak keajaiban dalam kandungan makanan keju, dan komponen dan bahan lain dalam keju jauh lebih penting daripada lemak jenuh dan sodium. Kalsium tampaknya memainkan peran protektif dengan mengikat beberapa asam lemak dalam keju sehingga tidak bisa dicerna," kata kepala gizi, latihan dan olahraga di University of Copenhagen Profesor Arne Astrup.